Langsung ke konten utama

Berdamai dengan Usia


Lanjutan bertemu sebelum puasa, hari ini pertemuan setelah lebaran. Maka, bisa dikatakan acara halal bihalal. Sebelum puasa ceritanya di blog ini bertajuk "Para Pensiunan" diposting pada 18 Februari 2025.

Kumpul temu kangen para pensiunan, sebelum puasa mengambil tempat di Pindang Paws Resto. Hari ini mengambil tempat di Kinar Resto. Kemarin menemani istri untuk reservasi tempat sekalian makan siang.

Berdamai dengan usia. Lamo indak basuwo, ada yang tampak lebih muda. Fresh pikiran setelah bebas tugas dan tanggung jawab ketika masih aktif mengajar. Sudah tak ada beban, tak ada stres, tak lagi pusing.


Berdamai dengan usia bukan berarti menolak tua, melainkan nikmati sisa usia dengan membebaskan pikiran dari keruwetan. Dengan kata lain jangan terlampau memusingkan hal-hal yang tidak penting.

Sembari menunggu menu maksi terhidang, omon-omon dipertukarkan. Saling tanya kabar, kesehatan, kegiatan, dan keluarga masing-masing. Kendati Februari kemarin ketemuan, tetap saja happening.

Rencana ketemuan kembali nanti bulan Juli setelah hari ini dikukuhkan ketuanya Pak Oji Fahruroji. Setelah pensiun ia terlihat sedikit gemuk, sehat, dan muda. Tak lagi direcoki persiapan ke sekolah saban pagi.

Ya, kini sepulang subuh di masjid ia jadi lebih santai. Ngopi ngudud dengan rileks di ruang tamu atau teras rumah. Main orgen jika ada acara hajatan tetangga. Jiwa seni yang mendarah daging takkan mengering.

tawa ceria para pensiunan


23/04/2025



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...