Langsung ke konten utama

Meta Kalah Taruhan?

Ilustrasi, persaingan Telegram vs WhatsApp (gambar: merdeka.com)

Berita detik.com, “Mark Zukerberg Terancam Kehilangan WhatsApp dan Instagram.” Ada apa gerangan? Rupanya gugatan antimonopoli terhadap raksasa media sosial Meta mulai disidangkan di Washington, Senin (14/04/2025).

Sidang menyatakan ‘taruhan’ yang dihadapi Meta sangat besar, Meta kalah dan mereka dipaksa menjual WhatsApp dan Instagram. Berandai-anadai, nih. Andaikan terpaksa dijual Mark dan yang membelinya Mas Elon Musk.

Maka, kompletlah Mas Elon Musk akan jadi raja media sosial baru setelah berhasil mengakuasisi Twitter dan digantinya menjadi X. Tak hanya diganti nama belaka, tapi juga dibuatnya versi premium (berbayar) untuk mendapatkan status centang biru.

Aplikasi WhatsApp didirikan WhatsApp Inc 24 Februari 2009 oleh Brian Acton (Michigan) dan Jan Koum (Kiev, Ukraina) di Santa Clara, Amerika Serikat. Pada November 2009, WhatsApp resmi memulai kiprahnya di App Store tahun 2017 dan langsung diminati.

Cara kerja WhatsApp sama seperti Facebook Messenger, bisa mengirim pesan berbasis teks dan gambar (foto maupun video). Maka, ketika dibeli oleh Meta, WhatsApp melengkapi Facebook dan Instagram sebagai media sosial di bawah naungan Meta Corporation.

Februari 2014, Facebook mengakuisisi WhatsApp dengan nilai US$19 miliar. Jumlah tersebut terhitung besar untuk nilai akuisisi dalam industri teknologi. Hal itu karena Facebook ‘mengendus’ bahwa WhatsApp berpotensi akan berkembang.

Potensi itu terbukti. Pada tahun 2024, WhatsApp menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Pengguna di Indonesia mencapai 88,7 persen dari total pengguna internet. Jumlah ini setara dengan sekitar 181,57 juta pengguna.

Jauh sebelum WhatsApp, BlackBerry Limited (produsen ponsel BlackBerry) yang legendaris mengembangkan Messenger (BBM) yang diluncurkan pada tanggal 1 Agustus 2005. BBM sempat populer di Indonesia, tetapi berhenti beroperasi 31 Mei 2019.

Aplikasi perpesanan instan lain bersaing dengan WhatsApp adalah Telegram. Pada 20 Maret 2025 lalu, Pavel Durov, pendiri Telegram, mengumumkan pencapaian luar biasa Telegram dengan jumlah pengguna aktif bulanan mencapai 1 miliar.

Masih jauh memang dengan pengguna WhatsApp yang mencapai 3 miliar lebih di seluruh dunia. Akan tetapi, Telegram telah membuktikan bahwa eksistensi dan kredibilitas mereka sama sekali tidak bisa dilumpuhkan oleh dominasi WhatsApp.

Kendati baru mampu menggaet 1 miliar pengguna di seluruh dunia, tapi Telegram cukup puas dengan pertumbuhan yang mereka raih telah mendudukkan mereka di posisi kedua sebagai aplikasi perpesanan terbesar di dunia di bawah WhatsApp.

Berita gembira yang diumumkan Pavel Durov tersebut sekaligus melontarkan sindiran tajam kepada WhatsApp, yang dinilainya sebagai ‘imitasi Telegram yang murah dan sudah tidak relevan lagi’. Bisa begitu, ya. Saling sindir dan nyinyir. Ya, namanya juga rival, bukan ipar.

Ada lagi aplikasi perpesanan ‘made in’ China, yaitu WeChat. Di Tanah Air tidak begitu ngetop. Kalaupun ada penggunanya, sangat sedikit. Di China, rakyatnya dilarang keras menggunakan WhatsApp. Dipaksa setia produk lokal. Buatan anak negeri sendiri.

dari berbagai sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...