![]() |
Antrean di depan loket UPC |
"Orang bijak taat pajak" adalah semboyan penghibur diri. Mau apa lagi coba, selain itu, ketika mendapat antrean nomor 40. Sekira belum jatuh tempo baiknya ditunda atau kendatipun tetap mengantre, tapi agak lumayan nyaman, ke Samsat Ladies di MBK saja.
Samsat Ladies nyaman iya, tapi jam buka pelayanan pukul 10, tetap saja siang hari baru pulang. Samsat Rajabasa dekat dari rumah, itu jadi pertimbangan sehingga ke situ juga. Yang hendak membayar pajak membeludak, hari ini hari pertama masuk kerja.
Cuti bersama libur Lebaran tahun ini lumayan panjang. Kendati begitu, arus mudik dan arus balik tidak begitu padat. Banyak orang memutuskan untuk tidak mudik. Arus gelombang PHK besar-besaran membuat orang menahan diri untuk tidak mudik.
Kehilangan pekerjaan sama artinya kehilangan mata pencaharian yang berarti juga kehilangan cucuran rezeki. Status sebagai orang yang "mantab --makan tabungan--" semakin banyak. Itu pun seandainya punya tabungan. Kalau nggak punya, gimana dong.
Sementara pengeluaran seperti bayar pajak begini tidak bisa diabaikan karena semboyan di atas. Kecuali bagi yang tidak taat pajak, lain cerita. Rakyat taat bayar pajak sementara fasilitas yang didapat minim, itu yang sering ditangisi. Ke mana uang pajak itu?
Hilang pekerjaan, kelangsungan hidup mau tidak-mau mesti dijalani dengan pahit getir yang kian pengaruhi beban psikologis. Stres dan bundir sebuah problem sosial yang butuh perhatian serius. Semua elemen masyarakat hendaknya care, jika punya kepedulian.
Komentar
Posting Komentar