Langsung ke konten utama

Musim Kawinan Tiba


Hujan ‘setengah badai’ melanda kota yang saban pagi dan petang macet ini tadi malam begitu deras –entah di mana saja daerah yang terdampak–. Yang jelas di perumahan kami, air yang turun dari talang mengisyaratkan itu.

Di ujung gang kami, tepatnya di perempatan masjid terpasang puade bakal tempat ‘raja dan ratu sehari’ dipajang hari ini. Entah gimana suasana keramaian panitia yang saat hujan berkumpul di sana. Menyingkir tentunya.

Di WAG keluarga muncul tautan berita dari situs media madiun.jatimnetwork.com/ tentang 5 destinasi kuliner khas Pacitan yang buka 24 jam. Wah, ramailah menanggapinya. “Siappppp dicobaaaa,” sahut mbak di sini.

“Rupa2nya dah pada kangen pacitan,” pancing mbak yang di Moker. “bangettttttt,” sahut mbak di sini. “Wis longgar saiki yen ning pct dalane ora macet,” jawab mbak yang di pct. Di sini (Lampung) masih sekali-sekali hujan.

Sementara di pct, kata mabkyu, sudah nggak hujan-hujan. Di Surabaya, kata anak di sana, termasuk Moker tentunya, masih kayak di Lampung, datang hujan menyambangi sekali-sekali buat mendinginkan suhu Surabaya.

Selain cuaca yang menurut prediksi BMKG patut diwaspadai, ada hal lain yang lebih patut diantisipasi, yaitu keamanan terkait gejolak ‘omon-omon’ pemimpin selalu bikin kaget karena “pagi tempe, sore dele” alias absurd.

Hujan PHK masal yang melanda buruh sebagai dampak bisnis yang lesu akibat dihantam ‘banjir bandang’ produk impor yang menggenangi lapak-lapak UMKM kita yang memang hidupnya senin-kamis karena persaingan dan kurang gizi.

Bisnis MBG (makan bergizi gratis) ternyata tidak begitu menjanjikan. Besar pasak dari tiang adalah biang tutupnya mitra dapur MBG di Kalibata, Jakarta Selatan karena belum dibayar hampir 1 miliar rupiah. Apa respon Badan Gizi Nasional?

Mitra dapur MBG di Kalibata itu menghabiskan dana lebih 900 juta buat membangun sarana dan prasarana. Setelah beroperasi satu bulan menghabiskan dana 1 miliar lebih ternyata tidak dibayar oleh mitra kerja Yayasan MBG berinisial MBN.

 

Segala Cuaca

Zabidi Yakub

degup di dada
mengirim kabar segala cuaca
hujan masih bergerilya di sudut kota
rasa takut diam-diam meraba rasa

kehilangan pekerjaan
melebihi rasa takut pada apa saja
bahkan cinta yang diidamkan
sebab tak mudah menerimanya

segala cuaca adalah segala duga
pekerjaan adalah eksistensi karsa
tidak mudah menangkapnya
sekali tergenggam, jaga seutuhnya

budi, daya, rasa, cipta, rasa, karsa
segi tiga dalam lingkaran cahaya
meneguhkan dalam segala cuaca
lelaku jiwa cahayaning raga

kendati kehilangan pekerjaan
tatkala musim kawinan tiba
karena janji mesti disempurnakan
tak pelak dijalankan karena karsa

(19/04/2025)


Setelah Ramadan berlalu dan orang-orang menggenapkan kewajiban berpuasa ditambah 6 hari puasa Syawal, Perlahan gedung serba guna yang berdebu mulai dibersihkan dan dihias dekorasi ciamik, puade ditata, kursi penganting dipajang.

Ya, musim kawinan tiba. Musim kondangan mulai ramai. Belum benar-benar masuk bulan haji (Zulkaidah) yang identik dengan musim hajatan, satu satu surat undangan berlabuh di meja teras. Satu satu akan didatangi, dihadiri, diapungkan doa.


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...