Langsung ke konten utama

Karam Anak Bangsa

Rombongan buruh bergerak menuju Lapangan Monas, akan merayakan May Day, hari Kamis, 1 Mei 2025. (foto: zabidi-yakub)

Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi menggelar job fair “Pasti Kerja” di President University Convention Center, Jababeka, Cikarang Utara, Rabu, 27 Mei 2025. Bursa kerja yang menjanjikan 2.517 lowongan dari berbagai perusahaan, itu pun ricuh akibat membeludaknya jumlah pengunjung.

Pantauan Tribunnews Depok di lokasi job fair, diperkirakan puluhan ribu orang memadati area job fair tersebut. Kericuhan pecah saat pencari kerja merangsek masuk ke dalam area expo berdesakan -saling dorong. Petugas keamanan tampak kewalahan mengendalikan massa yang sudah antre sejak dini hari.

Job fair sendiri merupakan salah satu upaya kolaboratif antara pemerintah kabupaten Bekasi dengan swasta dalam mempertemukan perusahaan dengan pencari kerja. Namun, kurangnya antisipasi terhadap lonjakan pengunjung membuat pelaksanaan bursa kerja yang baru kali pertama digelar ini kacau.

Plt. Kepala Disnaker Kabupaten Bekasi, Nurhidayah Setiowati, menyebutkan pihaknya telah mengantisipasi kericuhan. Peserta perempuan diarahkan masuk dari sisi depan samping, peserta laki-laki dari sisi samping belakang. Pintu utama diperuntukkan tamu undangan, pejabat VIP dan VVIP termasuk bupati dan wakil bupati Bekasi.

Dalam gelaran ini, terdapat 64 perusahaan yang ikut serta membuka 217 posisi lowongan kerja dengan total kebutuhan tenaga kerja mencapai 2.517 orang. Lowongan mencakup berbagai latar belakang pendidikan mulai SMA/SMK sederajat, D-III, S-1 dan penyandang disabilitas pun diberi kesempatan yang sama.

Para pencari kerja berduyun-duyun menuju area job fair "Pasti Kerja" yang ditaja Disnaker Kabupaten Bekasi di President University Convention Center, industri Jababeka Cikarang. (tiktok tribunnewsdepok)

PHK Besar-besaran

Dari CNBC Indonesia, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyampaikan kegeramannya terkait nasib pekerja di Indonesia. Bagaimana tidak, kata Iqbal, sepanjang Januari hingga April 2025, setidaknya sudah ada 70.000-an pekerja yang jadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kasus PHK terbaru, ungkapnya, terjadi di PT Maruwa Indonesia yang berlokasi Batam. Ia mengatakan, perusahaan manufaktur yang telah beroperasi sejak 1999 secara mendadak menghentikan seluruh operasionalnya di Kawasan Industri Bintang Industri II, Tanjung Uncang, Batuaji, sejak awal April 2025.

“Sekitar 205 pekerja, terdiri dari 49 karyawan tetap dan 156 kontrak tiba-tiba menghadapi PHK tanpa ada kepastian pesangon,” katanya, Senin (26/5/2025). Iqbal membeberkan data dari Litbang Partai Buruh dan Koalisi Serikat Pekerja (KSP-PB), hingga Maret 2025, 40 perusahaan mem-PHK 60 ribu buruh.

“Namun, dalam satu bulan berikutnya, angka ini melonjak. Per April 2025, 80 perusahaan melakukan PHK dan buruh yang kehilangan pekerjaan mencapai 70 ribu orang. Ini berarti jumlah perusahaan yang melakukan PHK meningkat dua kali lipat hanya dalam empat bulan pertama 2025,” tukas Said Iqbal.

Cemmana tak karam anak bangsa, Wak, saban bulan ada perusahaan mem-PHK karyawan dan tak diimbangi mendapat pekerjaan baru di tempat lainnya. Tempat kerja yang lama hilang, lowongan kerja yang baru tak muncul. Artinya, kerjaan yang ada saja hilang cemmana hendak mendapat pekerjaan yang baru dong. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...