Langsung ke konten utama

Ketemu Sedulur

Selagi di sekolah, istri kirim pesan wasap bahwa sepulang sekolah akan urut. Tangannya sebelah kanan sakit seperti keseleo. Perihal sebab musababnya tidak ketahuan karena apa. Awalnya saat bangun tidur, tiba-tiba saja terasa sakit.

Problem paling krusial yang istri rasakan adalah susah bila hendak mengaitkan cantelan bra dan menarik ke atas atau menurunkan ke bawah retsleting baju. Tidak hanya itu, juga susah ketika mengusapkan sabun pada bagian punggung.

Sudah lama istri pengin urut, tetapi mencari ahli urut yang tepat tidaklah mudah. Dahulu ada Bude Sugeng yang jago mengurut keseleo, biasa bersedia bila dipanggil ke rumah. Namun, sudah lama dia tidak mau lagi dimintai tolong.

Waktu anak kami keseleo kakinya seusai bermain bola kaki, diurut sebentar oleh Bude Sugeng langsung bisa jalan lagi dengan normal tanpa terpincang-pincang. Bahkan besoknya benar-benar sehat. Di sekolah tanpa harus menahan sakit.

Sepulang istri dari sekolah, ibu yang hendak mengurutnya datang. Sebelumnya terlebih dahulu dia mengurut tetangga di depan rumah. Sebelum mengurut, punggung istri dikerok dahulu merata hingga berwarna merah kehitam-hitaman.

Sembari ngerok dan kemudian ngurut, mereka mengobrol. Dari obrolan itu terungkap fakta bahwa si ibu itu berasal dari Pacitan. Rumahnya, kata dia, di daerah Ploso. Dekat rumah Pak SBY, dong. Si ibu sampai nangis ketemu orang Pacitan.

Ya, istri saya asli Pacitan. Satu almamater dengan Pak SBY, SMP dan SMA. Setamat SMA tahun 1985 dia merantau ke Lampung ikut mbaknya yang jadi dosen di Unila. Dia kuliah di FKIP Unila lulus D3 1988. Sempat jadi karyawati swasta.

Pada akhirnya jadi guru juga, tahun 1995--1999 mengajar di SMPN Pugung Penengahan (Lambar, kini Pesibar). Tahun 2000 hingga purnatugas 2024 mengajar di SMPN 28 Bandar Lampung. Menikmati berkah besar peninggalan Pak SBY.

Legacy peninggalan PK SBY berupa TPG (tunjangan profesi guru) atau disebut juga tunjangan sertifikasi bagi guru yang mengantongi sertifikat profesi, begitu memberkahi. Banyak yang bisa menguliahkan anak-anaknya berkat dana TPG itu.

Singkat cerita, siang ini nih kita ketemu sedulur satu daerah asal. Konon kata si ibu urut tadi, sudah 20 tahun menetap di Lampung. Tempat tinggalnya di Natar, tetapi punya warung di daerah Kepayang. Seminggu dua hari dia dagang di situ.

Warungnya dekat penjual buah-buahan. Konon pula, kata dia, pernah melihat kami membeli buah di situ. Wah, sudah ada peta jalannya untuk ketemu rupanya. Dan, benar-benar dipertemukan akhirnya. Subhanallah, Maha Suci Allah.


Salah satu tugu penanda perbatasan antardesa di jalan poros Pacitan--Ponorogo (foto: radarmadiun)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...