Langsung ke konten utama

Pemilu Satu Abad

Dari tadi malam ngulik berita pemilu di Republik Turkiye. Siapa pemenang pilpres putaran kedua yang pemungutan suaranya berlangsung Minggu, 28/5/2023. Pagi ini baru mau browsing lagi ternyata sudah masuk video di WAG.

Video perihal euforia umat muslim di Turkiye menyambut kemenangan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang kembali bertarung di putaran kedua melawan penantangnya Kemal Kılıçdaroğlu karena belum meraup di atas 50% suara.

Untuk diketahui, pilpres putaran kedua ini digelar setelah putaran pertama pada Minggu (14/5) gagal menentukan capres pemenang. Sebab, kala itu tidak ada capres yang mampu meraup perolehan di atas 50 persen suara.

Pada putaran pertama (14/5) Erdogan meraup 49,42 suara, Kemal Kılıçdaroğlu meraup 44,95% suara, dan Sinan Ogan meraup 5% suara. Sinan Ogan muncul sebagai kingmaker (penentu) bagi kemenangan Erdogan pada putaran kedua.

Baru kali ini dalam sejarah pemilihan presiden di Turkiye dua putaran. Dan, menariknya pemilu kali ini bertepatan dengan 100 tahun usia Republik Turkiye. Wow, sudah satu abad rupanya negara warisan kekaisaran Romawi itu.

Pada pemilihan presiden putaran kedua yang digelar hari Minggu (28/5), Erdogan (sementara) meraih 52,3% suara. Erdogan bisa memperpanjang kekuasaannya yang sudah dua periode menjadi tiga periode hingga tahun 2028.

(sementara) karena seperti dilansir AFP, Senin (29/5), total suarat suara yang telah dihitung sebanyak 96 persen. Dan, Erdogan telah memenangkan 52,3 persen suara, sementara lawan tarungnya Kemal Kılıçdaroğlu meraih 47,7 persen.

Kepemimpinan Erdogan berhaluan konservatif, tetapi ia membawa perubahan ke arah islamisasi Turkiye. Salah satunya mengubah Hagia Sophia yang di zaman Kemal Attaturk adalah museum, diubah Erdogan menjadi masjid.

Bangunan indah itu didirikan di zaman kekaisaran Romawi sebagai gereja. Di zaman kekhalifahan Ustmani diubah jadi masjid. Di zaman Kemal Ataturk diubah menjadi museum. Oleh Erdogan dikembalikan fungsinya sebagai masjid.

Sebelum pemilihan presiden digelar, Erdogan berdoa di Masjid Hagia Sophia. Dengan berdoa di masjid itu bisa diketahui identitas Erdogan. Pun dengan identitas Kemal Kılıçdaroğlu yang berziarah ke makam Kemal Attaturk.

WuhahahaBah, rupanya kedua kandidat presiden itu menjalankan politik identitas juga. Kira-kira apa yang dilakukan keduanya diributkan oleh netizen di sana nggak, ya? Yang jelas hasil pemilu satu abad ini mantap kali, Lae.

credit photo: Kompas TV


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...