Langsung ke konten utama

Irisan Kebaikan

sekadar buat lustrasi, air nabeez (rendaman kurma), image source: freepik.com dari Yoursay– Suara.com

Kemarin –28 Maret– adalah Kamis Putih. Dalam menyambut perayaan Hari Raya Paskah pada 31 Maret nanti, Kamis Putih adalah hari pertama dari Hari Raya Paskah, berikutnya Jumat Agung dan Sabtu Putih. Itulah rangkaian hari disebut tri hari suci dirayakan selama tiga hari yang dimulai pada pukul 6 sore dan berlangsung 7 hari.

Ritual Perjamuan Malam setelah ini pada setiap misa atau kebaktian diperingati sebagai perayaan Ekaristi atau Perjamuan Kudus. Pada misa malam ini, pastur juga mencuci kaki umat sebagai peringatan Yesus Kristus yang mencuci kaki para muridnya dalam perjamuan terakhir, pelayanan Yesus Kristus di dunia sebelum wafat di kayu salib.

Hari ini –29 Maret– adalah Jumat Agung, hari wafatnya Yesus Kristus di kayu salib. Besok –30 Maret– adalah Sabtu Suci, hari memperingati pada saat tubuh Yesus Kristus dibaringkan di kubur setelah pada hari Jumat Agung wafat di kayu salib. Lusa –31 Maret– adalah Hari Raya Paskah, hari kebangkitan Yesus Kristus dari kematiannya.

Seperti tahun kemarin, Ramadan tahun ini kembali berbarengan dengan Hari Raya Paskah. Inilah irisan kebaikan lintas agama. Ramadan mengajarkan kebaikan bagi umat muslim, Paskah merupakan hari peringatan kematian Yesus Kristus sang Juru Selamat ke surga. Paskah mengajarkan kebaikan bagi umat Kristen Protestan dan Katolik.

Di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang sekarang sedang berkecamuk perang antara pejuang Hamas melawan Israel, bukanlah berlatar perselisihan antaragama. Di tanah Israel, penduduknya tidak semuanya Yahudi. Begitupun di Palestina, tidak semua penduduknya Muslim. Terdapat perpaduan keduanya, ya, Muslim, ya, Yahudi. Hidup berdampingan.

Penduduk Muslim dan Yahudi itu hidup berdampingan, memelihara toleransi atas nama senasib sebagai korban perang yang brutal. Ada orang tua Yahudi yang kehilangan anak karena jadi korban bom bunuh diri pejuang Hamas. Ada orang tua Muslim kehilangan anak karena diembak oleh tentara Israel. Mereka sama, jadi korban.

Bassam Aramin (warga Palesina) dan Rami Elhanan (warga Israel), dua ayah yang sama-sama kehilangan anak dalam perang di Jalur Gaza dan Tepi Barat, dua wilayah Palestina yang kini terpisah oleh wilayah Israel. Setidaknya lima juta penduduk tinggal di Jalur Gaza (seluas 362 kilometer persegi) dan Tepi Barat (seluas 5.628 kilometer persegi).

Mereka hadir di perayaan Kamis Putih. Kepada Paus Fransiskus, mereka menyatakan tidak menginginkan perang. “Dua ayah ini tidak menginginkan perang. Justru, mereka bersahabat. Sama-sama menanggung derita perang. Mereka seperti memanggul salib Kristus,” kata Paus Fransiskus di hadapan umat Katolik yang ikut misa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...