Langsung ke konten utama

Ujian Kesabaran

Sejumlah warga melihat batang pohon yang memasuki kawasan permukiman warga usai banjir bandang, di Pesisir Selatan, Sumbar. (foto: detiksumbar.com/Istimewa)

Seperti sudah diperingatkan BMKG, Februari–Maret ini puncak musim penghujan, agar lebih waspada. Dan bencana pun terjadi di mana-mana, melibas harta benda apa saja, menelan nyawa. Ketidakwaspadaan dan hajaran bencana kelewat dahsyat, itu yang menjadi penyebabnya.

Sebagian wilayah Kota Bandar Lampung kelelap. Rancaekek dihantam puting beliung. Sumatra Barat baru saja dihantam banjir bandang. Kayu gelondongan bahkan batu sebesar gajah hanyut menghantam bangunan, 32 korban jiwa tercatat sebagai penghias berita. Duka kita semua.

Di sepanjang Pulau Sumatra dari Aceh hingga Lampung terbentang bukit barisan yang di tempat-tempat tertentu dieksploitasi menjadi ladang, kebun kopi, kebun sawit, dan bangunan permukiman. Akibatnya hutan jadi gundul, tanah bukit rentan longsor. Seperti yang kejadian.

Banjir bandang yang terjadi di Pesisir Selatan Sumatra Barat yang menghanyutkan gelondongan kayu dan batu besar itu adalah bukti faktual tak terbantah bahwa di puncak-puncak bukit barisan di sana mengalami eksploitasi besar-besaran. Kayu ditebangi dijadikan lahan perkebunan.

Bencana melanda di bulan Ramadan menjadi batu uji. Ujian bagi keimanan kita. Puasa ujian menahan lapar dan dahaga. Bencana ujian bagi manusia yang tak kuasa melawan keserakahan pemilik modal. Atas modal yang mereka punya, mereka bisa bertindak apa saja, suka-suka.

Manusia yang tak kuasa itu akhirnya jadi korban. Mereka yang bermukim di kampung-kampung di hilir. Ketiban sial manakala banjir bandang yang datang dari hulu, dari tebing bukit barisan yang dieksploitasi, digundulkan, lalu longsor mengirim gelondongan kayu dan batu-batu besar.

Bencana melanda “orang-orang yang beriman” yang sedang diuji kesabarannya melawan hawa nafsu agar menjadi orang-orang yang bertakwa. Celakanya, kesabaran menahan haus dan lapar di bulan yang penuh berkah, ditimpa pula dengan ujian kesabaran menerima cobaan bencana.

Ujian kesabaran dirasakan Basarnas dan otoritas Pekerjaan Umum dalam membuka akses jalan yang tertutup longsoran. Akses jalan yang lancar tentu dibutuhkan untuk evakuasi warga korban bencana baik yang meninggal dunia maupun yang terjebak longsoran dan dampak banjir.

Dari kejadian ini, apakah mungkin dapat menjadi ujian kesabaran bagi pemangku kebijakan untuk tidak tergiur jebakan kolusi dalam menerbitkan surat izin pembukaan lahan. Tetapi, pemangku di tingkat bawah tentu tidak kuasa menolak apabila ada katebelece dari pusat. Dari orang “kuat.”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...