Langsung ke konten utama

Tragedi Balon Udara

Jejak digital unggahan TikTok AyyS Yah yang sudah unavailable.

Seperti telah saya ceritakan di post blog “MPP Guru” beberapa sekolah memperingati HUT PGRI atau Hari Guru dengan acara pelepasan balon ke udara. Kegiatan yang sangat ditentang oleh para aktivis lingkungan. Bagaimana, ya, menyikapinya, dari segi estetika, di mana letak estetiknya. Dari segi manfaat, sulit sekali dipahami apa manfaatnya. Karena itulah banyak aktivis lingkungan mengecam secara masif.

Tentang pelepasan balon ke udara, akun TikTok atas nama AyyS Yah mengunggah tragedi balon meledak dan memijarkan api sebelum dilepas ke udara. Meski dia tidak mencantumkan lokasi kejadian, yang jelas di halaman sekolah. Seorang ibu guru diperban bagian wajahnya karena terkena sambaran api dari balon dan dievakuasi menggunakan ambulance bertuliskan daerah Kota Bekasi. Berarti lokasinya di Bekasi.

Saat balon meledak sebelum dilepas ke udara. Hasil tangkapan (ss) akun TikTok marlianasuzan.

Sulit menelusuri apa pemicu sehingga balon tersebut meledak dan mengeluarkan pijaran api. Karena sang pengguna TikTok sekadar mengunggah video “mentah” tanpa ada narasi yang menjelaskan asal mula dan sebab musabab kejadian tersebut. Mungkin juga dia mendapat video hasil forward di grup WhatsApp. Bukan hal aneh dan jamak terjadi di era media sosial yang arusnya terbuka, bebas mem-forward konten.

Unggahan TikTok AyyS Yah sempat saya tonton. Banyak yang menyukai. Mendapat 429,2K like, 24K comment. Tetapi, sayangnya tidak lama berselang unggahan video dalam kategori unavailable. Sepertinya dihapus oleh pemilik akun atau oleh TikTok. Konten apa pun di TikTok atau media sosial apa pun memang sebaiknya hindari memublikasikannya bila isinya mengandung bawang dan tidak layak jadi tontonan.

Foto beberapa saat setelah balon meledak. Hasil tangkapan (ss) TikTok marlianasuzan.

Unggahan video “malapetaka” itu lewat di TL TikTok saat saya sedang aktif kira-kira pukul 20:06. Sayangnya, kira-kira pukul 20:10 ketika hendak saya tonton ulang ternyata sudah unavailable dan akunnya pun seperti menghilang. Tetapi, pukul 22:16 atau enam menit yang lalu video “malapetaka” tersebut kembali muncul dan bisa ditonton lewat akun atas nama marlianasuzan, dengan 11.4K like, 843 comment, dan 4193 share.

Kalau sudah ada kejadian seperti itu, masihkah acara pelepasan balon ke udara dianggap penting untuk tetap atau terus dilanggengkan mengadakannya? Tentu saja video “malapetaka” itu viral. Dengan begitu, semoga dapat dijadikan “guru” terbaik untuk menghindari atau meniadakan pengadaannya. Iya, deh, sedapat mungkin diupayakan berhenti melakukannya di dalam acara atau momen apa pun. Pilihlah acara yang aman.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...