Langsung ke konten utama

Tentang Sebuah Aktivitas

Mulai kemarin, terhadap ASN di Jakarta diberlakukan kebijakan WFH. Terutama di lingkup Pemprov DKI dan pemkot pendukungnya. Alasannya, guna mengurangi polusi udara. Padahal, polusi berasal dari asap PLTU.

Ditengarai ada 16 PLTU mengepung Jakarta. 10 PLTU di Banten dan 6 PLTU di Jawa Barat. Terbayangkan, pada saat beban puncak pemakaian listrik dari sore hingga pagi, PLTU bekerja keras mengirim energi untuk PLN.

Siasat mengurangi polusi udara, Opung Luhut melalui Penjabat Gubernur DKI, ‘mewajibkan’ pejabat pemprov mulai eselon IV ke atas agar menggunakan mobil dinas berbasis kendaraan listrik. Solusi jitukah? Belum tentu.

Instruksi tersebut berdasarkan hasil rapat Budi Heru dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat, 18 Agustus 2023. Opung sudah bertitah, siapa berani membantah.

Bah, terang, kali, penglihatannya, Lae. Siasat mantap membidik cuan. Dahulu, waktu Covid-19 bisnis vaksin dan tes swab pcr. Kini, yang tampak bisnis mobil listrik. Dahulu orang gak boleh ke mana-mana tanpa vaksin.

Kini, pejabat pemprov DKI gak boleh beraktivitas tanpa mobil dinas listrik. Sekarang lagi musim Angin Barat, berembus kencang membawa debu dari cerobong asap dari 16 unit PLTU. Bah, apa gunanya mobil listrik, Lae?

Tentang sebuah aktivitas. Apa sajalah. Akan ada ‘buah manis’ yang berguguran. Aktivitas ASN yang WFH akan membuat mereka hemat energi dalam arti tenaga dan pikiran. Juga pengeluaran, tentu. Itu, kan, buah manis.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...