Langsung ke konten utama

1000 Bulan

Satu malam disaat Lailatul Qadar setara malam 1000 bulan (83 tahun kehidupan). image source: ahmadiyah.id

Sepuluh hari ketiga bulan Ramadan tak terasa telah bergulir, malam pembebasan dari siksa api neraka (itkun minannar). Terdapat satu malam yang dinamai malam Lailatul Qadar. Yaitu malam pertama Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril, Jibril menyuruh Muhammad membaca (Iqra’).

Peristiwa turunnya wahyu pertama itu terjadi pada salah satu dari10 malam terakhir bulan Ramadan pada tahun 610 M. Secara pasti malam ke berapa tidak begitu jelas. Bagi muslim penganut paham Syiah memercayai pada malam ke 23. Sementara muslim penganut Sunni memercayai turunnya wahyu pertama terjadi pada malam ke 27.

Tetapi, di Indonesia pada umumnya memperingati turunnya wahyu pertama yang disebut dengan nuzulul quran pada tanggal 17 Ramadan. Selain turunnya wahyu pertama, pada malam Lailatul Qadar, Malaikat turun ke bumi dengan berbagai tugas yang menghasilkan malam penuh kedamaian, keberkahan, dan petunjuk Ilahi.

Malam Lailatul Qadar ditandai suasana tenang dan damai, cahaya bulan yang terang, udara tidak panas dan tidak dingin (sejuk) dari sejak terbenam matahari hingga terbit fajar. Siapa yang beruntung mengalami atau berjumpa dengan malam Lailatul Qadar, nilai ibadah yang mereka kerjakan lebih baik dari 1000 bulan atau 83 tahun kehidupan.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...