Langsung ke konten utama

Email Penuh. Ndasmu!

Tarif get offer storage google one plans

Email penuh, ternyata itu kendala saya tidak bisa mengunggah ke google form. Beruntung besti istri yang akan ke sekolah mampir ke rumah. Doi memang sarjana komputer yang lulus P3K dan mengajar mapel TIK. Setelah dipandu olehnya dan diutak-atik, foto yang akan diunggah dikecilkan resolusinya di aplikasi paint tool, tapi tetap belum berhasil.

Semula saya sudah menyerah karena takut dia terlambat ke sekolah. “Sabar, Pak. Saya masuk nanti setengah sebelas,” katanya. Dia coba teknik lain, yaitu menggunakan email dia, eh ternyata biasa. Nah, dari situ saya simpulkan kendalanya ternyata karena email saya penuh sehingga saya gagal mengunggah berkali-kali, sampai-sampai saya coba waktu sahur.

Kenapa mesti mencoba disaat sahur? Karena keterangan yang muncul “server rejeckted” yang saya asumsikan server admin sedang sibuk. Memang peserta lomba cipta puisi piala kebangsaan dengan tema pagar laut sudah 300 orang lebih yang mengirim karya ke google form. Nah, saya baru hendak mengirim karya di detik-detik sebelum berakhirnya deadline.

Akhir cerita, dengan menggunakan email istri, saya pun berhasil lepas dari belenggu kendala yang semula sudah mengarahkan saya ke jalan pasrah. Tepat pukul 10:20 kemarin puisi saya sudah masuk ke google form dan seterusnya dikurasi oleh kurator andal yang merupakan penyair-penyair ternama dan memang sudah biasa jadi kurator. Lega akhirnya saya.

Sebenarnya saya punya dua email, pertama buat email di Yahoo!, hangusnya nomor ponsel yang didaftarkan di email tersebut membuat saya tak bisa mengaksesnya lagi. Saya pun buat email di Google. Setelah nomor telepon yang hangus bisa dihidupkan kembali, email Yahoo! kembali bisa saya akses. Tapi, google form milik google, gak bisa diakses di Yahoo!

Besti istri kemarin menyarankan buat email baru. “Saya aja punya beberapa email,” ujar dia menunjukkan layar hape, tampak deretan macam-macam emailnya. Nah, itu saran yang bagus. Agar bebas hambatan dalam mengirim karya tulisan ke media, memang sebaiknya saya harus buat email baru. Daripada selalu saja diingat-ingatkan “email Anda penuh.”

Peringatan email penuh tersebut diikuti oleh peringatan lain, yaitu dalam waktu sekian hari ke depan saya tidak bisa mengirim file apa pun di email. Tapi, email masuk berupa iklan macam-macam. Hebatnya lagi, ada peringatan agar saya menggunakan email premium yang berarti harus bayar sewa sebesar IDR 3,500 per mont atau IDR 116,000 per year. Ndasmu!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...