Langsung ke konten utama

Lagi, Ketemu HPN

 

Logo HPN 2025, image source: Media Formasi

Sampai lagi di tanggal ini, 9 Februari. Insan pers kembali memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2025. HPN adalah momen penting bagi insan pers di seluruh Indonesia karena merayakan HUT ke-79 Persatuan Wartawan Indonesia. PWI adalah wadah yang menaungi insan pers dalam menjalankan profesi mereka sebagai pencari dan penyampai berita.

Dahulu, PWI adalah wadah tunggal para pewarta sejak didirikan pada 9 Februari 1946 di Surakarta. Namun, seiring perkembangan zaman, muncul 27 organisasi wartawan dan mereka hadir dalam sidang pleno III lokakarya V pada 24 Maret 2006 di Jakarta menghasilkan surat keputusan Dewan Pers No.04/SK-DP/111/2006 tentang standar organisasi wartawan.

Berdasar standar yang ditetapkan dalam sidang pleno, organisasi wartawan harus memiliki anggota 500 wartawan dari seluruh cabang yang dibuktikan dengan kartu pers atau tanda anggota. Dari 27 organisasi hanya 3 organisasi yang ada kala itu, yaitu Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ikatan Jurnali Televisi Indonesia (IJTI), dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Ketiga organisasi wartawan di atas masuk sebagai konstituen dalam Dewan Pers. Namun, belakangan Pewarta Foto Indonesia masuk juga menjadi konstituen Dewan Pers karena organisasi ini juga mendaftar ke Dewan Pers dan memenuhi ketentuan administratif dan faktual sesuai dengan standar organisasi wartawan sebagaimana telah ditetepkan oleh Dewan Pers.

Selain 4 organisasi di atas, tidak dianggap sebagai organisasi yang menjadi konstituen. Tapi, Dewan Pers menetapkan 7 asosiasi perusahaan pers sebagai konstituen. Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), dan Serikat Perusahaan Pers (SPS).

Kembali kepada HPN 2025. Tema yang ditetapkan adalah “Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa.” Tema ini menegaskan peran strategis pers dalam mendukung keberlanjutan sistem pangan berbasis inovasi dan kearifan lokal. Peringatan HPN setiap tanggal 9 Februari sebagai bentuk penghormatan terhadap peran pers dalam perjalanan bangsa.

Peringatan HPN bertepatan dengan HUT PWI ditetapkan berdasar Kepres Nomor 5 Tahun 1985 yang ditandatangani Presiden Soeharto pada 23 Januari 1985. HPN diadakan secara bergilir di provinsi yang ditunjuk sebagai tuan rumah berdasarkan Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) PWI. Kali ini, sebagai tuan rumah HPN 2025 adalah Provinsi Kalimantan Selatan.

Selamat Hari Pers Nasional, Selamat Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia.


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...