Langsung ke konten utama

Ambil Hak Cuti

Toko oleh-oleh Aneka Sari Rasa, Tekukbetung

Libur panjang peringatan israk mi’raj dan hari raya imlek akhir Januari memuaskan orang-orang yang mengambil cuti. Tak terkecuali anak ragil yang baru bisa ambil hak cutinya tahun kemarin. Daripada hangus, maka diambilnya pas long weekend bersamaan peringatan dua hari besar keagamaan di atas.

Seruit Buk Lin jadi kuliner pertama yang dianjangsanai, lalu pecel lele Lamongan di kawasan kemiling ‘saja’ yang spesial sambal mateng dan nasi lemaknya. Hunting oleh-oleh tentu dong. Ke mana lagi kalau bukan ke Sari Rasa Telukbetung. Keripik pisang rasa kopi kesukaannya memenuhi satu kardus.

Damri Royal Class membawanya kembali ke Jakarta, pagi tadi.

Tanpa diminta pun, biasanya orang yang habis bepergian akan membawakan oleh-oleh buat jiran tetangga dan khusus orang kantoran, ya, untuk kawan-kawan di kantor. Makanan khas daerah setempat tentu yang diinginkan untuk dikenal rasanya dengan mencicipi. Jogja ada gudeg, bakpia, batik, dan suvenirnya.

Dari kota Tapis Berseri ada juga batik dan makanan khasnya keripik pisang yang menjadikan Jl. Pagaralam atau Gang PU ngetop sebagai sentra keripik pisang aneka toping. Tapi, yang lebih sering dijadikan anak-anak oleh-oleh adalah yang dari Sari Rasa karena diolah dengan dioven bukan dengan menggorengnya.

Keripik pisang khas Sari Rasa yang diolah dengan dioven lebih renyah dan crispy daripada digoreng yang kebanyakan ada di sentra keripik Gang PU. Senyampang lagi banjir durian dan duku, tentu dibelikan durian dan duku juga. Musim buah biasanya setelah kemarau berlalu dan menjelang datangnya bulan Ramadan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...