Langsung ke konten utama

Genzi vs Milenial

Ilustrasi: sumber gambar Dreamtalent

Ada 9 perbedaan utama budaya kerja yang membedakan Genzi dan Milenial, yaitu:

1.     Tujuan Karier: Generasi milenial cenderung mengutamakan pertumbuhan karier dan kepuasan kerja. Generasi Z lebih berfokus pada keamanan dan stabilitas pekerjaan, sering kali lebih mementingkan keamanan finansial daripada kemajuan karier yang cepat.

2.     Pembelajaran dan Pengembangan: Generasi milenial lebih cenderung mengikuti program pelatihan formal dan bimbingan. Generasi Z lebih menyukai pembelajaran di tempa kerja, sumber daya daring, dan pengembangan keterampilan secara mandiri.

3.     Keberagaman di Tempat Kerja: Generasi Z sangat menekankan keberagaman, inklusivitas, dan keadilan sosial. Generasi milenial juga mendukung nilai-nilai ini, tetapi Generasi Z lebih vokal dan mengharapkan tindakan segera dari para pemberi kerja.

4.     Umpan Balik dan Pengakuan: Generasi milenial menghargai umpan balik dan pengakuan rutin dari atasan. Generasi Z, meskipun menghargai umpan balik, sering kali mencari pengakuan langsung dan pendekatan yang lebih informal untuk memuji.

5.     Preferensi Komunikasi: Generasi milenial lebih menyukai emai dan komunikasi tatap muka, sedangkan Gen Z lebih menyukai aplikasi pesan cepat dan komunikasi digital karena kecepatan dan kenyamanannya.

6.     Fleksibilitas Tempat Kerja: Generasi milenial menghargai jadwal kerja yang fleksibel dan pilihan bekerja jarak jauh. Generasi Z, meskipun juga menghargai fleksibilias, sering kali mencari batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

7.     Kecerdasan Teknologi: Gen Z tumbuh dengan teknologi canggih sejak usia dini, membuat mereka lebih mahir menggunakan perangkat digital dibandingkan dengan Generasi Milenial yang mengalami evolusi teknologi lebih bertahap.

8.     Keseimbangan Kehidupan dan Pekerjaan: Generasi milenial menginginkan gaya hidup yang seimbang dan menghargai waktu pribadi. Generasi Z berusaha memadukan pekerjaan dengan minat dan gairah pribadi mereka, sering kali memadukan keduanya dengan sempurna.

9.     Loyalitas Perusahaan: Generasi milenial dikenal bertahan lebih lama di suatu perusahaan jika mereka merasa puas. Generasi Z cenderung lebih sering berganti pekerjaan untuk mencari peluang dan pengalaman yang lebih baik.

 

Sumber: indiatime.com | artikel oleh Karan Yadav | 17 September 2024 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...