Langsung ke konten utama

Tanggal Cantik

Persalinan di tanggal cantik 12-12-2024 di Rumah Sakit Umum Assakinah Medika, Sukodono, Sidoarjo. (Sumber foto: IG RSU Assakinah Medika) 

Apa yang paling cantik hari ini? Jika ada yang bertanya seperti itu, maka jawaban saya adalah "tanggal". Entah kalau kamu, mungkin nggak tau jawabannya. Ya, kan. Kalau kurang jeli tentang perihal fenomena-fenomena unik di sekitar kehidupan, tentu tak akan terpikirkan.

12-12-24 adalah tanggal cantik untuk duabelas desember duaribu duapuluh empat. Duabelas ditambah duabelas samadengan duapuluh empat (12+12=24). Andai terjadi di akhir pekan alias weekend, tentu ada pasangan yang menjadikannya sebagai tanggal pernikahan.

Sebuah tonggak sejarah yang indah, menikah di tanggal cantik, akan terukir sebagai kenangan indah bagi pasangan yang melakukannya. Namun, cantik dalam kalender belum tentu cocok bagi penganut paham petungan weton. Tanggalnya cantik, petungan weton tidak.

Kalaupun tidak ada yang menjadikannya sebagai tanggal pernikahan, akan tetapi banyak yang menjadikannya sebagai tanggal kelahiran. Ya, melahirkan di era modern ini bisa diatur di luar skenario Allah SWT sebagai pemilik kuasa atas tubuh manusia, hamba-Nya yang lemah.

Melahirkan secara bedah cecar bisa diatur kapan pun bisa dilakukan. Bukan hanya terkait tanggal cantik semata, melainkan juga berikut waktunya. Misal pukul 12 lewat 12 menit 24 detik. Maka, diperolehlah angka yang benar-benar cantik (12-12-24 ~ 12-12-24).

Tulisan ini pun saya posting pukul 12 lewat 12. Agar apa? Ya, agar ikut-ikutan cantik. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...