Langsung ke konten utama

Cawe-cawe Rawit

Ilustrasi simulasi suara parlemen pendukung 01 dan 03 vs 02. image source: X @BosPurwa

Surya Paloh dipanggil Jokowi. Benar dipanggil atau Surya Paloh sendiri pengin ketemuan. Lalu, mereka omon-omon masalah apa dalam pertemuan itu. Tidak ada konferensi pers, media berspekulasi Surya Paloh mencari posisi aman setelah AMIN “kalah pilpres” versi quick count. Apa iya kalah beneran?

Sepertinya ada hubungannya dengan digulirkannya Hak Angket DPR dalam pemakzulan Jokowi. Partai Nasdem sebagai konco koalisi di Kabinet Indonesia Maju, tentu dibutuhkan Jokowi dukungannya guna mengadang laju kekuatan di parlemen untuk memakzulkan dirinya. Dipanggillah Paloh.

Realistisnya adalah Hak Angket tentang kecurangan pemilu, daripada menggugat ke MK di situ ada si paman. Perubahan batasan umur calon presiden & wakil presiden buat si keponakan saja dikabulkan apalagi kemenangan si keponakan di pilpres. Hayuk aja DPR ajukan, jangan hanya cawe-cawe rawit.

Tangkapan layar CNNIndonesia TV, 20 Februari 2024 pukul 12:24 WIB

Bagaimana meyakini ada dugaan kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif? Netizen tidak kekurangan akal, ada yang sengaja mantengin layar TV menyiasati kekeliruan tampilan real count KPU. Tidak sekadar mantengin doang, ada yang merekam gambar dan memviralkannya ke media sosial.

Tangkapa layar Kompas TV, 21 Februari 2024 pukul 08:10 dalam acara "Sapa Indonesia pagi", image source: TikTok @ansori_electronik

Beberapa kali real count KPU muncul secara kebetulan menunjukkan paslon 01 unggul di atas paslon 02, tanggal 20 Februari muncul di CNN Indonesia pukul 12:24 dan tanggal 21 Februari muncul di Kompas TV pukul 08:10. Hasilnya lihat foto hasil tangkapan layar kedua stasiun televisi tersebut.


Hasil rekaman gambar yang orang buat dan diviralkan di media sosial itu lebih nyaring terdengar daripada suara “curang, curang, curang” yang diteriakkan pendukung, simpatisan, dan siapa pun yang suka pada ketokohan, kharismatisme atau apa pun yang ada pada semua paslon capres/cawapres.

Tuduhan atau dugaan kecurangan tidak hanya ditimpakan ke pada salah satu paslon. Bisa saja ketiga paslon saling melakukan kecurangan. Tetapi, yang nyata-nyata terstruktur, sistematis, dan masif tetap paslon 02 yang menggelontorkan bansos triliunan rupiah. Padahal, keadaan masyarakat baik-baik saja.

Konteks bansos itu apabila ada kondisi yang sifatnya darurat. Banjir bandang, gempa bumi, kekurangan pangan akibat ada wabah yang menyerang tanaman padi atau palwija atau akibat kemarau yang ekstrem sehingga sawah puso. Bukan dibagi-bagikan kepada rakyat demi memenangkan capres/cawapres 02.

Di X (twitter) nama Qodari trending topik. Viral video rapat internal tim pemenagan paslon 02 pada tanggal 5 Januari, di situ Qodari berbicara tentang simulasi perolehan suara pilpres. Seperti ada settingan paslon 01 dapat 27,2 persen, paslon 03 dapat 16,9 persen, sisanya tentu saja paslon 02 dibuat unggul.

Cemmana, Lae, kok tanggal 5 Januari sudah ketahuan hasil perolehan suara pilpres. Cemmana mau marah kepada masyarakat yang mencurigai ada kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif kalau jauh hari sebelum pilpres digelar Qodari sudah cawe-cawe bahwa pasangan Prabowo-Gibran akan menang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...