Langsung ke konten utama

Covid-19 tak Berkesudahan

Sebelum Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) yang tak berkesudahan sekarang, dahulu sudah ada Coronavirus yang terjadi pada manusia dan hewan. Yaitu, Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan sindrom pernafasan akut berat atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan, Cina, pada Desember 2019, Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia kemudian dinamai Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan inilah penyebab mewabahnya penyakit Coronavirus Disease-2019 (Covid-19).

Covid-19 akhirnya jadi pandemi. Tiga tahun (2020 hingga 2022), aktivitas warga dibelenggu berbagai aturan. Yang belajar dan bekerja dari rumah lah, yang tidak boleh ke mana-mana lah, yang tidak boleh mudik hanya boleh pulang kampung lah. Ujungnya harus vaksin dan booster lah.

Selama kurun waktu tiga tahun, Coronavirus yang membuat banyak nyawa melayang bukan hanya Covid-19 saja, melainkan banyak varian dan subvarian baru muncul. Varian Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), dan Delta (B.1.617.2 dan AYx). Yang paling memangsa korban adalah varian Delta.

Dengan mewabahnya varian Delta, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyatakan pandemi virus corona di Indonesia telah memasuki gelombang kedua. Kondisi itu ditandai dengan kasus konfirmasi positif Covid-19 yang tembus 21.342 orang pada hari Minggu (27/6/2020).

Ya, varian Delta paling membekas di benak masyarakat Indonesia. Gejalanya lebih serius dibanding varian-varian sebelumnya. Ngeri, banyak yang meninggal dunia. Kenapa varian dan subvarian baru terus bermunculan? Karena sifat virus yang memiliki keinginan kuat untuk bertahan hidup.

Virus-virus ini mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan, terutama dengan manusia sebagai inangnya. Muncul kemudian varian Omicron (B.1.1.529) di Afrika Selatan pada 24 November 2021. Virus ini memiliki sifat yang lebih menular dan memengaruhi kekebalan tubuh. 

Kekebalan tubuh yang bagaimana? Baik kekebalan oleh infeksi alami maupun vaksinasi. Dari Omicron kemudian muncul varian Omicron XE, merupakan kombinasi genetik dari dua strain Omicron (BA.1 dan BA.2). Selain XE juga muncul kemudian varian rekombinasi yaitu, XD dan XF

Dua varian rekombinasi XD dan XF adalah kombinasi dari varian Delta dengan garis keturunan Omicron. Kombinasi Delta dan Omicron, disebut Deltacron. Menurut Leonidos Kostrikis, peneliti di Universitas Siprus, Deltacron memiliki tanda genetik mirip Omicron di dalam genom Delta.

Varian Omicron dibagi menjadi tiga garis keturunan (BA.1, BA.2, BA.3) dan diklasifikasikan sebagai varian ke-5. ”Kita akan melihat di masa depan jika jenis ini lebih patologis atau lebih menular atau apakah akan menang melawan delta dan omicron,” kata Kostrikis kepada Sigma TV

Lucy van Dorp, pakar evolusi patogen di University College London, mengatakan sebagian besar mutasi adalah ’penumpang’ dan akan punya dampak kecil. Namun, virus yang bermutasi adalah cara untuk membantunya bertahan dan bereproduksi. Itulah penyebab munculnya varian baru. 

”Virus yang membawa mutasi dapat meningkat frekuensi karena seleksi alam, dengan pengaturan epidemiologi yang tepat,” jelasnya, dikutip BBC, Jumat (28/1/2022). Varian punya asal yang berbeda, tetapi berbagi mutasi pada gen yang mengkode protein lonjakan, memasuki sel manusia.

Para ilmuwan berpikir kenapa varian ini menjadi tampak lebih menular. ”Varian Delta (Inggris) dan Omicron (Afrika Selatan) punya perubahan pada gen lonjakan yang konsisten dengan kemungkinan mereka lebih menular,” jelas Prof. Lawrence Young di University of Warwick, Inggris.

Sementara itu, Dr Jeff Barrett yang merupakan direktur inisiatif genomik Covid-19 di Wellcome Sanger Institue di Hinxton, Inggris, mengatakan seberapa cepat tersebarnya virus bergantung pada kombinasi yang dilakukan virus dan apa yang dilakukan sebagai tindakan penanggulangan.

Barret, ”Dengan varian baru, situasi berubah cepat karena pembatasan dilonggarkan dan diperketat dan ada sedikit ruang untuk kesalahan dalam mengendalikan penyebaran. Namun, kami tidak punya bukti jika varian baru bisa menghindari masker, social distancing atau intervensi lain.”

Munculnya varian juga dikaitkan dengan keefektifan vaksin. Para peneliti terus berlomba memahami dampak vaksin berdasarkan para urutan protein lonjakan. Menurut Julian W. Tang, ahli virus di University of Leicester, vaksin bisa dimodifikasi agar lebih pas dan efektif beberapa bulan.

(dari berbagai sumber)

Ilustrasi gambar Scrinshut berita kompas.id (31 Juli 2021)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...