Langsung ke konten utama

Arcturus, Apa Maning

Arcturus star (foto: Antonio Bagia)

Lonjakan infeksi Covid-19 sejenak terlupa oleh hiruk pikuk ‘dunia’ kriminal, politik, dan olahraga. Kasus penganiayaan brutal terhadap David Ozora oleh Mario Dandy kini mulai disidangkan di pengadilan.

Temuan kasus transaksi mencurigakan senilai Rp349 Triliun oleh PPATK, menimbulkan kegaduhan Komisi III DPR RI sewaktu rapat dengar pendapat dengan memanggil Menkopolhukam Mahfud MD.

Aksi penolakan kehadiran Timnas Israel di Piala Dunia U-20 oleh Gubernur Jateng Gandjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster, membuat FIFA memutuskan Indonesia batal sebagai tuan rumah.

Kelindan kegaduhan di tiga ‘dunia’ di atas, sejenak menyita perhatian publik. Sejak dibolehkan lepas masker dan bebas bepergian ke mana-mana tanpa prasyarat bebas Covid-19, orang asyik plesiran.

Jemaah beribadah umrah di bulan Ramadan tampak membeludak. Saksikanlah siaran live di stasiun TV Saudi, memperlihatkan pemandangan kerumunan manusia mengelilingi Kakbah di Masjidil Haram.

Setelah purnama bulat bundar di tanggal 5 April, bulan Ramadan berjalan menuju penghabisan. Para perantau berkemas untuk memulai perjalanan mudik ke kampung leluhur, pulang ke asal muasal diri.

Jemaah ibadah umrah di Masjidil Haram.

Tentu dengan tubuh yang sehat setelah disuntik vaksin Covid-19 dosis lengkap plus booster dua dosis. Tidak khawatir akan tertular atau menularkan virus Covid-19 varian baru yang sedang merebak.

Sahdan, 3.038 kasus baru Covid-19 varian Omicron XBB.1.16 dilaporkan di India pada 4 April 2023 lalu. Varian yang dinamai Arcturus ini, menurut laporan WHO, telah merebak di 22 negara, terbanyak di India.

Arcturus, apa maning kiyen mah. Herannya India maning sumber segala varian baru Covid-19. Kiyen adalah mirip dengan varian sebelumnya, XBB.1.15 yang saat ini dominan di Amerika Serikat.

Sejak varian Omicron (B.1.1.529) kali pertama muncul di Afrika Selatan pada 24 November 2021 dan langsung menyebar demikian cepat ke 110 negara. Daya tularnya lima kali lipat dari varian Delta.

Baik XBB.1.15 maupun XBB.1.16 hanyalah sebagian kecil dari 600 lebih subvarian Omicron yang dilacak WHO. Musim mudik ini mungkinkah Arcturus dari India akan masuk ke Indonesia? Tentu saja mungkin.

“Waspadalah.. waspadalah..,” ujar Bang Napi, di RCTI di masa lalu. Oh, ya, tentu saja kita harus waspada. Walaupun Arcturus tidak begitu bahaya, lakukanlah antisipasi, mencegah lebih baik daripada mengobati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...