Langsung ke konten utama

Koper(gi) Haji #1

Foto jemaah haji di masjid al-haram pada pukul 18.23 waktu Makkah atau 22.23 WIB, Kamis, 29 Mei 2025, suhu 35 derajat Celcius. (foto: zy)

Pada haji 2025 Indonesia diberi kuota 221.000 orang, jumlah terbanyak di antara 10 negara. Penentuan kuota haji adalah 0,1% dari jumlah penduduk muslim negara tersebut. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, jemaah hajinya jadi yang terbanyak.

Terbanyak kuota haji yang pernah didapat Indonesia 231.000 pada tahun 2019, sebelum Covid-19. Ketika Covid-19 mewabah, tahun 2020–2021 kegiatan ibadah haji vakum, setelah wabah mulai menurun tahun 2022, Indonesia mendapat kuota 50% dari sebelumnya.

Dari kuota 107.051 pada tahun 2022, di tahun berikutnya 2023, Indonesia dapat tambahan 8 ribu menjadi 221 ribu jemaah dan tahun 2024 mendapat tambahan 20 ribu menjadi 241 ribu orang. Tahun 2025 Indonesia tidak mendapat tambahan kuota atau tetap 221 ribu orang.

Mengutip Kemenag RI, kuota haji Indonesia 2025 sebanyak 221 ribu orang dibagi menjadi 17.680 jemaah haji khusus dan 201.063 jemaah haji reguler. Selain itu juga ada 1.572 petugas haji daerah dan 685 pembimbing kelompok bimbingan ibadah haji dan umrah (KBIHU).

Sepupu yang sedang berhaji bercerita, jemaah haji Indonesia di sana, menghadapi berbagai personalan. Ada yang (terlambat) mendapat kartu nusuk, ada suami istri ditempatkan di sektor terpisah, ada yang di Jarwal dan ada yang di Syisah, dan ada kopernya tercecer.

Seumpama benar ada koper jemaah tercecer (mungkin sebentar, nanti juga diketemukan petugas pembimbing perjalanan ibadah haji), alangkah repotnya untuk bersalin. Tak enak rasanya bila tak ganti pakaian di masa musim ibadah haji suhu udara adalah terpanas.

Apa pun persoalannya, qodarullah, disadari atau tidak itu bagian dari ujian kesabaran yang mau tidak-mau mesti dihadapi dan diterima dengan tawakal, ridho, dan qanaah. Sebuah keberuntungan mendapat panggilan dari Allah SWT bertamu ke Rumah-Nya.

Ada yang bertahun menunggu giliran kapan berangkat, eh… usia tak mengizinkan karena Malaikat maut yang mendahului “memanggil” pulang ke rumah yang abadi. Atau faktor BPIH yang saban tahun naik. Ada anekdot “Ongkos Haji Naik” kebalikan ONH Ongkos Naik Haji.

Maka, koper(gi) –kaupergi– ke Tanah Suci, Tanah Haram setelah bertahun menunggu, menabung, menyiapkan fisik, mental. Tatkala semua yang kau persiapkan itu kemudian dihadapkan pada koper tercecer, tak pelak mesti bersandar pada tawakal, ridho, qanaah.

Barangkali (ini nebak doang) karena sering ada yang membalikkan ONH (Ongkos Naik Haji) menjadi OHN (Ongkos Haji Naik), maka namanya diganti menjadi Biaya Perjalanan Iba dah Haji (BPIH), tahun 2025 Rp89.410.258,79 turun dari tahun 2024 Rp93.410.286,00.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...