Langsung ke konten utama

Pindah Tempat Memilih

Contoh Surat Pindah Memilih Model A

Di Pemilu, entah tahun berapa dahulu, lupa persisnya, saya menguruskan surat pindah TPS untuk istri dan keluarga Mas Thoha yang kebetulan sedang perjalanan ke Jawa, namun singgah sejenak di Jakarta berkaitan dengan pemilu. Dengan diuruskan surat pindah TPS tersebut, mereka bisa lakukan pencoblosan di Jakarta.

Tadi pukul 19:36 anak ragil meng-share surat pindah memilih yang ia urus di PPS daerah tempat indekos berdasar keterangan dari kantor tempat ia bekerja di kelurahan Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Cukup mudah urusannya, hanya dengan menunjukkan surat keterangan dari tempat kerja dan tentu saja KTP.

Di era digital saat ini, semua urusan lebih mudah diselesaikan. Dibanding di era pemilihan umum masa lalu, untuk mengurus pindah tempat memilih harus datang langsung ke kantor kelurahan atau rumah ketua PPS. Terbilang ribet, berdasar pengalaman saya menguruskan untuk istri dan keluarga Mas Thoha.

Dengan telah mengantongi surat pindah memilih Model A, si anak ragil tidak perlu bela-belain pulang ke Lampung pada hari-H pemilu 14 Februari 2024 nanti. Tidak perlu izin meninggalkan pekerjaan demi "pesta demokrasi" lima tahun sekali itu. Hak politik (suara) tersalurkan, kewajiban sebagai WNI tidak diabaikan.

Walaupun ia hanya bisa memilih calon presiden dan calon wakil presiden. Jadilah, sebab memilih calon pemimpin bangsa yang perlu dipertaruhkan. Paling tidak nambah suara untuk capres/cawapres pilihannya. Sementara calon anggota DPRD kota/provinsi dan DPD harus di tempat terdaftar sebagai DPT, di Lampung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...