Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

Hari Puisi Nasional [3]

Pembacaan "Deklarasi Kembali Hari Puisi Nasional" Kemarin setelah wara-wiri pulang-balik hotel--TIM, woalah setelah dijelaskan mbak Astin, ternyata acara launching buku Antologi Puisi "Si Binatang Jalang" akan dilaksanakan nanti pada pukul 14. Mbak Astin (lupa nama lengkapnya) adalah pengasuh komunitas teater, berkegiatan di Taman Ismail Marzuki. Menerima secara simbolis buku "Si Binatang Jalang" Mbak Astin mengaku, dahulu anak didik Cony Sema (jurnalis RCTI cum teaterwan) almarhum. Juga kenal dengan punggawa Teater Satu Iswadi Pratama. Tak ayal, ingatan saya seketika melayang, berteman di facebook dengan Cony Sema. Sering baca status fb dan tulisannya yang bernas di laman blog pribadinya. Penyair senior Taufik Ismail membaca puisi Ya, sudah. Setelah beli kopi varian Kopi Kenangan Mantan di Kopi Kenangan, kami balik ke hotel, leyeh - leyeh , kebetulan hanya berjarak 70-an meter dari TIM, sengaja cari hotel yang dekat agar cukup melaku sikil , daripada ...

Hari Puisi Nasional [2]

Salah satu spot foto yang diabadikan Hari Puisi Nasional yang dirayakan setiap 28 April adalah mengacu pada tanggal wafatnya Chairil Anwar, si "aku" --binatang jalang dari kumpulannya terbuang--, tahun 2025 ini ditaja di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Sejak jauh hari, saya berniat hadir. Kemarin pembukaan, saya belum sempat hadir karena baru check in hotel di Cikini setelah pindah dari hotel rail transit suit di Gambir. Hari ini puncak perayaannya, akan ada launching buku Antologi Puisi "Si Binatang Jalang", pukul 10 siang. Satu puisi saya lolos kurasi. Pukul 9 tadi bersama istri sarapan di seberang hotel karena hotel tidak include dengan breakfast . Lalu kami ke TIM cari info di mana Teater Kecil tempat acara berlangsung. Setelah ketemu Teater Kecil, ternyata acara launching buku nanti pukul 14. Balik ke hotel. Mengisi waktu sebelum nanti balik lagi ke loby Teater Kecil, kami mengeksplor area gedung Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki. ...

Ke Jakarta Aku...

sarapan dan ngopi di sini "Ke Jakarta, aku kan kembaliiiii...." Lagu Koes Plus itu seakan terngiang-ngiang di telinga sejak tadi malam. Menyeberang Selat Sunda dini hari, tujuan ke Taman Ismail Marzuki, Cikini. Akan menepi di situ, siang ini. Aturan  check in hotel pada pukul 14 agak merepotkan, bakal tegambuy  lama di stasiun Gambir, dari pukul 03:38 hingga tengah hari. Masih ngantuk-ngantuknya karena tidur di bus lap-lapan thok . Tak nyenyak betul. Beruntung ada hotel rail transit suite di dalam stasiun Gambir,  porsi jam-jam-an, minimal 4 jam, kami ambil yang porsi 8 jam, check out pukul 12:30. Sangat amat lumayan buat istirahat, gak harus tegambuy jadinya. Check out dari situ lanjut menuju hotel di Cikini, dekat dengan TIM. Sengaja disetting. Setelah sarapan dan ngopi di Bugis Koptiam di selasar ruang tunggu atau loby stasiun. Soto Betawi dan Soto Sulung jadi pilihan. Banyak pilihan menu, gak bakal kelaparan, tapi yang namanya stasiun dan bandara, harga makanan ...

Hari Puisi Nasional [1]

KMP Athaya dari PT Jemla (foto: IG Athaya) Debut lagi. Setelah UWRF 2023 di Ubud, Bali dan JSAT 2024 di Banyuwangi silam, kini ke PHPN 2025 di TIM, Cikini, Jakarta Pusat. Kembali memanjangkan catatan sejarah dari kesenangan membaca dan tulis menulis. Ubud Writers and Readers Festival, Jambore Sastra Asia Tenggara, dan Perayaan Hari Puisi Nasional ini, semuanya adalah tentang membaca dan menulis. Semuanya tentang karya sastra dan geliat kesastraan. Malam ini, ditemani istri, aku berangkat ke Jakarta dengan Damri untuk acara hari puisi. Menyeberang Selat Sunda dengan KMP Athaya. Kapal yang nyaman, beruntung pas sekali sepertinya, ketemu kapal ini. Waktu hendak ke Bali juga dengan Damri dahulu ke Gambir. Dari Gambir ke Bandara Soeta juga numpak Damri. Baru mabur numpak pesawat. Pun sebaliknya saat pulang kembali dari Bali ke Bumi Lada tercinta. Ke Ubud dahulu dan ke TIM ini agak merasa santai. Kondisi fisik sedang fit. Waktu ke Banyuwangi baru empat hari pulang dari umrah, kendati saya...

Lobi, Kolusi, Mati

Kemarin, Jumat (25/04), gerai minimarket biru resmi grand opening di bundaran BKP (bekas rumah makan padang). Bisa terwujud setelah minimarket IDSA 2 menggulung layar dan dialihfungsikan menjadi Klinik Pratama Rawat Inap IDSA Medika. Sebelumnya telah ada Klinik Cahaya Sehat beroperasi terlebih dahulu. Sebelumnya, minimarket IDSA jadi andalan belanja kebutuhan rumah tangga, setelah minimarket biru dan merah hadir di pertokoan Citra Mas Estate, IDSA perlahan sepi dan tak kuasa melawan takdir mesti gulung layar. Dialihfungsikan jadi klinik IDSA, banyak juga warga BKP yang menjalani rawat inap di sana. Sebelumnya, memang dah ada rencana minimarket merah buka gerai di seberang IDSA, tapi sayangnya, izin operasinya tidak keluar karena lobi kuat pemilik IDSA dengan pihak terkait --Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)-- di Pemkot Bandar Lampung. Hebat kali, ya, lobi-lobinya. Lobi, kolusi, mati. Begitulah. Founder IDSA bisa aja melobi, lihai kolusi, kuat berja...

kasisolusi

Loket UPC --Unit Pelayanan Cepat-- Samsat Rajabasa Tampaknya saya mesti langsung ke kantor provider internet. Kemarin teknisi sudah memeriksa jaringan kabel di tiang telepon, tapi tidak juga menyelesaikan masalah. Wifi masih angong juga hingga pagi ini. Pagi ini ke Samsat dulu deh , bayar pajak motor lagi. Sebagai orang yang taat pajak mesti bayar pajak dong agar terkategorikan sebagai orang bijak. Kalau ndak bayar, ya, ndak bisa dong dibilang sebagai orang bijak. Ndak bisa disebut orang bijak tentu saja. Terlepas taat atau tidak, bijak atau tidak, kalau ndak bayar pajak yang jelas kendaraan lo mati pajak. Begitu simpelnya. Kalau kendaraan lo mati pajak, lo juga yang repot bila kena razia. Kendati tidak dibenarkan lagi tilang di tempat, melanggar etle mau tidak-mau  lo ketilang. Electronic Traffic Law Emporcement (ETLE) adalah tilang elektronik dari institusi Polri mengoperasikan CCTV di perempatan lampu merah ( traffic light ). Fungsi CCTV sebagai pengganti polisi k...

Angin Badai

atap spandek berangka baja ringan porakporanda oleh angin kencang kemarin siang Pulang dari Kinar Resto, sesampai di Jl. Teuku Cik Ditiro, banyak sampah berserakan di jalan. Semula kupikir ceceran sampah terjatuh dari truk sampah. Anehnya, tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Tapi, hingga masuk perum BKP sampai Spring Hills ada juga serpihan sampah serupa. Dan ketika dapat kiriman video dan gambar atap rumah somplak baru ngeh, rupanya ada angin badai yang mengirimnya. Atap rumah spandek dengan rangka baja ringan, sekilas begitu efisien dan dianggap irit biaya dibanding atap genteng atau asbes dengan rangka kayu. Ternyata rawan rusak diserang angin kencang. Angin kencang atau puting beliung, memang jarang terjadi di kota Bandar Lampung. Umumnya terjadi di daerah Tanjungbintang dan sekitarnya. Nah, sekali masuk kota, luluhlantak apa saja yang diamuknya. *** Dampak angin badai kemarin, jaringan internet di sekitar perumahan kami lumpuh. Saya coba lapor, menelepon operator provider inte...

Berdamai dengan Usia

Lanjutan bertemu sebelum puasa, hari ini pertemuan setelah lebaran. Maka, bisa dikatakan acara halal bihalal. Sebelum puasa ceritanya di blog ini bertajuk "Para Pensiunan" diposting pada 18 Februari 2025. Kumpul temu kangen para pensiunan, sebelum puasa mengambil tempat di Pindang Paws Resto. Hari ini mengambil tempat di Kinar Resto. Kemarin menemani istri untuk reservasi tempat sekalian makan siang. Berdamai dengan usia. Lamo indak basuwo , ada yang tampak lebih muda. Fresh pikiran setelah bebas tugas dan tanggung jawab ketika masih aktif mengajar. Sudah tak ada beban, tak ada stres, tak lagi pusing. Berdamai dengan usia bukan berarti menolak tua, melainkan nikmati sisa usia dengan membebaskan pikiran dari keruwetan. Dengan kata lain jangan terlampau memusingkan hal-hal yang tidak penting. Sembari menunggu menu maksi terhidang, omon-omon dipertukarkan. Saling tanya kabar, kesehatan, kegiatan, dan keluarga masing-masing. Kendati Februari kemarin ketemuan, tetap saja happen...

Berdamai dengan Bumi

Twibton Hari Bumi. Foto: detikcom “Bumi tidak butuh diselamatkan oleh korporasi. Ia justru butuh dibebaskan dari mereka.” Begitu kata Vandana Shiva dalam bukunya “Berdamai dengan Bumi.” Filosofi masyarakat Timor, hutan adalah “pembuluh darah.” Tetumbuhan dalam hutan mereka percayai sebagai urat nadi yang mengalirkan darah kehidupan. Karena itu, mereka sangat menjaga kelestarian hutan demi keberlangsungan hidup. Silakan baca di sini: https://senangkalan.blogspot.com/2021/01/hutan-adalah-pembuluh-darah.html Hujan Minggu dini hari yang tercurah begitu deras menimbulkan banjir bandang di Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung. Ketinggian air satu setengah meter merendam permukiman penduduk, tiga orang tewas oleh bencana tersebut. Apa penyebab banjir bandang dan air yang menggenangi permukiman? Buruknya drainase bisa jadi biang keladi untuk dalam kota. Gundulnya hutan di hulu akibat eksploitasi dan alih fungsi membuat degradasi daya tampung hujan di hulu DAS. Masyarakat barangk...

Dihantui Pertanyaan

Momen bincang-bincang Najwa Sihab dengan Gibran (TikTok @najwasihab) Masih ingat video bincang-bincang Najwa Sihab dengan Gibran di acara peresmian Pojok Baca di Kedai Markobar Makassar pada Oktober 2017. Waktu itu Najwa Sihab bertanya seberapa sering Gibran baca buku di rumah. Gibran menjawab tidak suka baca buku. Maksud Gibran bukan berarti tidak suka baca buku sama sekali, melainkan tidak suka yang berat-berat. “Kalau saya sih suka baca komik. (Komik) apa aja saya baca. Kalau artikel-artikel ya paling artikel-artikel ringan lah, nggak pernah yang berat-berat,” jawab Gibran Waktu itu, Gibran masih berkiprah di bisnis kuliner dan belum terjun ke dunia politik. Mendengar jawaban Gibran, jurnalis senior yang akrab disapa Mbak Nana ini terlihat gemas dan mencubit-cubit tangannya sendiri. Reaksi seorang Duta Baca yang penuh greget. Telah ada berapa postingan topik membaca di blog ini. Kemarin perihal 155 pelajar SMP di Buleleng, Bali yang belum bisa membaca sama sekali dan 208 lainn...

SMP Tapi Buta Aksara

Belajar  melék aksara (gambar dipinjam dari: ANTARA News Kalsel) Apa sebenarnya makna slogan “merdeka belajar” yang be made   by Nadiem Anwar Makarim sewaktu jadi menteri pendidikan di era presiden Jokowi? Apakah anak didik dibebaskan belajar a la mereka sendiri tanpa campur tangan guru? Kemudian apa hasilnya? Ratusan siswa SMP yang belum bisa membaca di Buleleng, Bali, mencuat menjadi berita mengejutkan. Dari 34.062 siswa, 155 di antaranya tidak bisa membaca sama sekali, sementara 208 lainnya belum lancar. Pertanyaannya, siapa yang layak disalahkan? Ketika mengantar anak kami yang ragil tes masuk SD, lebih dua dasawarsa silam, Oleh guru yang menerima pendaftaran, ia disodori buku yang terbuka pada halaman tertentu dan disuruh baca. Karena sewaktu di TK mungkin diperkenalkan dengan aksara, ia melék aksara. Ditambah pula di rumah diajari ibunya mengeja patahan-patahan kata (suku kata) pada poster “Belajar Membaca” yang ditempel di tembok. Semakin kenal hurup dan patahan-...

Musim Kawinan Tiba

Hujan ‘setengah badai’ melanda kota yang saban pagi dan petang macet ini tadi malam begitu deras –entah di mana saja daerah yang terdampak–. Yang jelas di perumahan kami, air yang turun dari talang mengisyaratkan itu. Di ujung gang kami, tepatnya di perempatan masjid terpasang puade bakal tempat ‘raja dan ratu sehari’ dipajang hari ini. Entah gimana suasana keramaian panitia yang saat hujan berkumpul di sana. Menyingkir tentunya. Di WAG keluarga muncul tautan berita dari situs media  madiun.jatimnetwork.com/ tentang 5 destinasi kuliner khas Pacitan yang buka 24 jam. Wah, ramailah menanggapinya. “Siappppp dicobaaaa,” sahut mbak di sini. “Rupa 2 nya dah pada kangen pacitan,” pancing mbak yang di Moker. “bangettttttt,” sahut mbak di sini. “Wis longgar saiki yen ning pct dalane ora macet,” jawab mbak yang di pct. Di sini (Lampung) masih sekali-sekali hujan. Sementara di pct, kata mabkyu, sudah nggak hujan-hujan. Di Surabaya, kata anak di sana, termasuk Moker tentunya, masih k...

Jumat Agung

Ilustrasi, Berkah Jumat Agung (gambar: detik.com) Hari ini adalah Jumat Agung. Hari ketiga setelah kematian Yesus Kristus di kayu salib. Rangkaian perayaannya dimulai hari Rabu Abu, Kamis Putih, dan Jumat Agung. Ketiga hari itu disebut Hari Raya Pekan Suci, adalah hari terpenting dalam Gereja. Umat Katolik mempunyai tradisi memperingati Perjamuan Malam terakhir yang dipimpin Yesus.   Celana Ibu Joko Pinurbo Maria sangat sedih menyaksikan anaknya mati di kayu salib tanpa celana dan hanya berbalutkan sobekan jubah yang berlumuran darah. Ketika tiga hari kemudian Yesus bangkit dari mati, pagi-pagi sekali Maria datang ke kubur anaknya itu, membawa celana yang dijahitnya sendiri dan meminta Yesus mencobanya. “Paskah?” tanya Maria “Pas sekali, Bu,” jawab Yesus gembira Mengenakan celana buatan ibunya, Yesus naik ke surga. (2004)   Puisi Joko Pinurbo (Jokpin) di atas parodi tentang  ‘ Paskah ’  dengan Maria bertanya kepada Yesus sewaktu disuru...

Meta Kalah Taruhan?

Ilustrasi, persaingan Telegram vs WhatsApp (gambar: merdeka.com) Berita  detik.com , “Mark Zukerberg Terancam Kehilangan WhatsApp dan Instagram.” Ada apa gerangan? Rupanya gugatan antimonopoli terhadap raksasa media sosial Meta mulai disidangkan di Washington, Senin (14/04/2025). Sidang menyatakan ‘ taruhan ’ yang dihadapi Meta sangat besar, Meta kalah dan mereka dipaksa menjual WhatsApp dan Instagram. Berandai-anadai, nih . Andaikan terpaksa dijual Mark dan yang membelinya Mas Elon Musk. Maka, kompletlah Mas Elon Musk akan jadi raja media sosial baru setelah berhasil mengakuasisi Twitter dan digantinya menjadi X. Tak hanya diganti nama belaka, tapi juga dibuatnya versi premium (berbayar) untuk mendapatkan status centang biru. Aplikasi WhatsApp didirikan WhatsApp Inc 24 Februari 2009 oleh Brian Acton (Michigan) dan Jan Koum (Kiev, Ukraina) di Santa Clara, Amerika Serikat. Pada November 2009, WhatsApp resmi memulai kiprahnya di App Store tahun 2017 dan langsung diminati. Cara ...

Pemantik Kerinduan

Sekadar penghias Pada buku sehimpun puisi & catatan “Sehirup Sekopi” yang terbit 2018, satu puisi berjudul “Griya Joglo Mbah” bercerita betapa anak-anak selalu merindukan duduk di bangku di teras sambil menikmati kudapan khas Jawa pesisiran, yaitu nasi yang dibungkus daun jati. Sewaktu ke Banyuwangi menghadiri Jambore Sastra Asia Tenggara, 24–26 Oktober 2024, kami “penyair goes to school” ke SMPN 1 (Spansa) Genteng, diperkenalkan Rujak Soto. Dalam perjalanan dari Rumah Budaya Osing di Kemiren menuju Genteng, mampir sarapan. Perjalanan ditempuh sejauh 40 km, oleh penjemput salah satu wakil kepala sekolah, kami diampirkan dahulu ke sebuah warung untuk sarapan Rujak Soto. Di warung bertemu dengan peserta lain yang juga perjalanan menuju sekolah yang ditunjuk. Bukan faktor kebetulan belaka, mengapa begitu? Karena warung itu memang tersohor. Banyak pendatang luar kota yang sudah mengenal atau mengetahui niscaya akan mendatanginya. Warungnya tidaklah  cling seperti kebanyakan wa...

Fiksi dan Sudut Pandang

Ilustrasi. (gambar: YouTube Majalah Bobo) “Membaca buku fiksi bukan sekadar hiburan semata, melainkan agar mendapat banyak manfaat. Di balik cerita yang memikat, tersimpan banyak mafaat bagi perkembangan emosi dan intelektual para pembacanya.” Begitu yang saya tangkap dari unggahan IG Penerbit Pustaka Jaya (@duniapustakajaya). Menurut penerbit yang didirikan sastrawan Ajip Rosjidi itu, ada empat manfaat membaca buku fiksi bagi kehidupan pembaca. Yang pertama , meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas. Fiksi mengajak si pembaca membayangkan dunia-dunia baru, karakter unik, dan situasi yang tidak biasa. Ini bagus untuk melatih kreativitas dalam kepenulisan. Kedua , melatih fokus dan kesabaran. Membaca buku fiksi, apalagi yang tebal dan kompleks, mendorong pembaca menjadi fokus dan sabar mengikuti alur cerita. Ini latihan mental yang tepat di era serba cepat seperti sekarang. Di Threads saya menemukan kompleksitas perasaan orang yang sedang menyelesaikan membaca novel Laut Berce...