Langsung ke konten utama

Rebranding Twitter

Kebocoran data pribadi yang diperjualbelikan di situs jual beli online menjadi momok menakutkan ratusan juta penduduk Indonesia. Situs jual beli itu bukan saja gelap, yang terang-terangan pun ada. Ngeri pora?

Kebocoran data pribadi yang diperjualbelikan di situs jual beli online menjadi momok menakutkan ratusan juta penduduk Indonesia. Situs jual beli itu bukan saja gelap, yang terang-terangan pun ada. Ngeri pora?

Sialnya, bukan hanya data pribadi orang yang masih hidup, melainkan juga orang yang sudah meninggal dunia. Bukan dijual di dark web lho, Besti. Dijual bebas di situs terbuka. Sudah macam jual ayam potong aja.

Maraknya fishing (kejahatan bermodus mengelabui calon korban) juga seperti hantu gentayangan. Aktif pisan mencari mangsa dengan mengirim notifikasi melalui aplikasi pesan baik SMS maupun WhatsApp.

Modusnya macam-macam, selalu mereka update ke cara terbaru. Kirim semacam undangan pernikahan digital dengan sisipan program .Apk. Setelah banyak yang paham, mereka ubah menjadi .Pdf (P besar).

Bagi yang nggak paham kalau program tersebut adalah fishing dan diklik olehnya, yang akan terjadi kemudian adalah data pribadinya dicuri. Kalau kode OTP (one time-password) dan PIN sampai tercuri, bahaya kali.

Sejak kemarin tagar Goodbye Twitter trending topik. Pasalnya, logo Twitter yang burung biru itu berganti menjadi simbol huruf X. Mulanya istri saya yang tahu lebih dahulu adanya perubahan branding tersebut.

Dia tanya ke saya, “Yah, kenapa logo Twitter Ibu, kok, tanda X, ya? Saya jadi takut mau ngebukanya,” kata dia. Saya lihat punya saya masih si burung biru. Ah, coba tanya ke anak. Kirim ‘ss’ di WA. Gitu aja solusinya.

Saya skrinsut layar hape dan kirim ke anak, mumpung Minggu ia libur kerja. “Itu rebranding, Bu,” balasnya. Kok punya ayah masih burung biru? “Karena ayah belum update,” jelasnya. Oh, gitu, ya. Istri jadi tenang.

Saya buka Play Store dan ngetik twitter di pencarian. Eh, iya, minta update. Tadi malam pukul 21:05 baru saya update. Setelah update selesai, apa gerangan yang terjadi? Si burung biru terbang, berganti jadi huruf X.

Tagar Goodbye Twitter trending topik terus menumbuh. Sedekat pantauan saya, pada pukul 08:09, sudah 67.2K Tweets. Saat-saat jelang tulisan ini saya posting, sudah 70.2K Tweets. Niscaya akan terus berubah. Tunggu saja.

Logo twitter sejak 2006--2023


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...