Langsung ke konten utama

Remah-remah Info

Ilustrasi foto milik kbbi.lektur.id

Ada tiga catatan yang saya himpun hari ini. Sejak pagi mantengin radio Sonora, di samping lagu yang diputar banyak yang ngebit, info yang di-update berkala juga berguna khususnya bagi pengguna jalanan ibu kota.

Info pertama, penyanyi Sinead O’Connor meninggal dunia di usia 56 tahun. Kabar meninggalnya dilansir pertama oleh The Iris Time. Sonora mengenang dengan memutar lagu Nothing Compares 2 U yang dulu hits.

Sudah lama juga saya tidak mendengar lagunya. Bisa dikatakan lagunya jarang diputar oleh radio-radio yang kebetulan sering saya pantengin sehari-hari. Nggak nyangka dia akan meninggal di usia yang masih muda.

Tidak diulas sebab kematiannya. Tetapi, pada tahun 2007, dalam The Oprah Winfrey Show dia mengungkap bahwa dia mengidap bipolar disorder atau gangguan bipolar, terpikir keinginan untuk mengakhiri hidup.

Setahun terakhir Sinead memendam luka hati yang tak terobati sejak putra kesayangannya Shane tewas bunuh diri usia 17 tahun pada tahun lalu. “Sejak saat itu hidup saya bak makhluk malam tak bernyawa,” keluhnya.

Info kedua, kadar pencemaran udara ibu kota Jakarta hari ini terburuk selama sepekan. Warga yang akan beraktivitas di luar rumah diimbau untuk mengenakan masker sebagai pelindung dari dampak polusi udara.

Selain info-info yang di-update berkala, Sonora punya program acara edukatif berbagai topik. Siang tadi menghadirkan bintang tamu seorang dokter spesialis kanker. Mengundang pendengar untuk berinteraksi.

Info ketiga, di facebook saya di-tag pada pengumuman hasil akhir lomba menulis Ă©sai yang ditaja Komite Sastra DKL, yang tema besarnya, “Membangun Bumi Ruwa Jurai dengan Kearifan Lokal Lampung”

Dari 10 Juni hingga 15 Juli, terhimpun 42 ésai dari 42 penulis yang masuk surel panitia, 15 ésai pilihan didapat untuk diuji lebih lanjut oleh dewan juri guna menentukan ésai mana yang akan jadi tiga terbaik.

15 Ă©sai pilihan diambil, yang ‘dibuang-sayang’ lebih separuhnya. Inah. Selain di facebook, panitia mengirim pemberitahuan langsung ke surel peserta lomba. Itulah remah-remah info yang saya himpun di blog ini.

foto dokumen Komite Sastra DKL


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...