Langsung ke konten utama

Enjoy This Special Day

ucapan happy birthday dari mbah google, thank you very much

Google
nih luar biasa. Dari beberapa hari sebelum Hari-H tanggal lahir seseorang, Google memberitahu bahwa seseorang akan berulang tahun. Cant wait for celebrate, candanya.

Ah, semua orang tentu tak sabar menunggu datangnya momen membahagiakan sekaligus menyedihkan. Ulang tahun itu berarti bertambahnya usia dan berkurangnya umur.

Usia betul bertambah satu tahun, semakin menua. Akan tetapi umur atau masa hidup akan berkurang, semakin dekat ke akhir hayat. Sampai pada batas kehidupan yang fana.

Beberapa hari lalu Google mengingatkan tanggal ulang tahunku. Hari ini, pukul 08.00 tadi Google mengucapkan, ”Happy Birthday, Zabidi Yakub (disertai emoji buket bunga dan kue tart).

Di bawahnya ada tulisan Enjoy this special day (Assistant). Yah, enjoy tentu saja. Karena masih dipanjangkan Allah Swt usia. Rasa syukur terus mengembang dari serpihan-serpihan doa.

Tak hanya ucapan Happy Birthday doang. Google juga membuka ruang untuk merayakannya. Sebagaimana layaknya di acara ulang tahun, seseorang akan dielu-elukan bagai bintang.

”You are a Birthday Star! Enjoy this special day of the year!,” tulisnya. Orang yang berulang tahun bisa melantunkan lagu selamat ulang tahun atau merayakannya dengan se-enjoy apa pun.

Google begitu peduli dan perhatian pada seseorang yang berulang tahun. Tentu agar seseorang merasa enjoy di special day-nya. Meskipun kadang kala ada yang justru dipeluk pelik.

Dipeluk pelik atau disedu sedan disaat special day, tentu bukanlah hal yang patut dirasa. Dan Google tak mau tahu apa yang dirasa seseorang. Google hanya tahunya seseorang ada di special day.

Google hanyalah produk teknologi buah pikir manusia. Mesin cerdas untuk pencarian dan mengingatkan. Cara kerjanya dikendalikan oleh program, yang juga diciptakan manusia.


Sementara manusia yang berakal budi, acap kurang peduli dan perhatian. Masak Google saja mengingatkan akan datangnya special day dan di Hari-H dikirimnya ucapan. Kok kamu nggak.

Pukul 10.12, melalui WhatsApp, anakku yang di Surabaya mengirim ucapan dan doa. ”Tadi pukul 08.00 Google udah ngucapin,” jawabku. ”Hahahaha,” balasnya, menyiratkan ketawa ngakak.

Selain momen ulang tahun, pada momen Hari Ayah ia pun selalu mengucapkan selamat. Ya, Hari Ayah yang jatuh pada 12 November seperti kurang greget dibanding Hari Ibu 22 Desember.

Meski sejatinya ulang tahun menandai bertambahnya usia dan berkurangnya umur (masa hidup) seseorang, baiknya dibikin enjoy. Untuk itu, ada yang jor-joran merayakannya, demi enjoy.

Tanpa disadari, berulang tahun sama halnya dengan memasuki bilik penyadaran diri, ruang kontemplasi bahwa batas hidup akan berakhir dengan tanda mulai berkurangnya nikmat dari-Nya.

Wkwkwk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...