Langsung ke konten utama

Menambah Teman

Ilustrasi foto : Dirga ID

Saya menemukan orang yang, setiap menjumpai orang yang baru dikenalnya, langsung meminta nomor WA. Semula saya pikir hanya untuk menambah teman, tetapi kemudian saya mengerti maksud dan tujuannya.

Ternyata orang itu menjalani beberapa profesi. Di samping sebagai agen properti, ia juga ikut jaringan pemasaran produk multi level marketing (MLM). Jadi, tujuannya meminta nomor WA untuk dijadikan target.

Bagus. Memang harus begitu, setiap orang yang baru dikenal adalah person yang layak diprospek, baik dalam memasarkan properti maupun produk MLM. Kalau tidak, peluang mengembangkan usaha jadi seret.

Kata Rene Suhardono, penulis dan pembicara publik, “Mau tahu karakter seseorang? Coba perhatikan bagaimana dia memperlakukan orang lain yang tidak punya posisi penting, tidak punya kuasa atas dirinya.”

Tulisan di rubrik “ultimate u” Kompas, 20/10/2018, itu Rene Suhardono memberi contoh/ilustrasi sederhana, “Bagaimana seorang atasan menegur satpam yang sehari-hari membuka pintu mobilnya dengan setia.”

Rene Suhardono mendapati banyak orang, terlalu banyak orang, memperlakukan orang lain yang tidak dianggap setara dengan buruk. Yes apparently most people are not naturally humble. Fakta tak dimungkiri.

Di jalan sering kali, terlampau sering, saya menemukan orang melawan arus atau menyerobot lampu pengatur lalu lintas merah-kuning-hijau (bangjo). Mau kesel gimana, nggak gimana. Ya, itu bagian dari karakter.

Repotnya, mau kita yakini itu karakter, tapi harus kita sadari dulu bahwa itu adalah karakter buruk. Sesuatu yang tidak layak diterima apalagi ditiru bukan? Tetapi, mau bagaimana lagi. Isi dunia memang seperti itu.

Kumpulan manusia dengan berbagai macam karakter. Tegasnya karakter baik dan buruk saling silang di depan kita. Pada suatu kesempatan kita akan bertemu orang baik, di lain momen kita bertemu orang jahat.

Tentang balasan dari berbuat baik terhadap OB atau satpam, juga bermacam rupa. Ada orang “curhat” di Twitter eh X. Katanya, “Kadang justru dimanfaatkan oleh mereka untuk mendapatkan semacam tip begitu.”

Istilahnya “sudah dikasih hati malah minta jantung.” Yah, kembali lagi ke premis di atas, bahwa itu bagian dari karakter manusia yang macam-macam rupa. Membutuhkan permakluman kita, legawa menerima.

Apa pun hasilnya dari menambah teman, berteman dengan OB atau satpam yang tidak punya kuasa atas dirinya alias tidak bisa memberi manfaat apa pun, setidaknya menjadikan hidup penuh privilege juga lho.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...