Langsung ke konten utama

Bulan Bencana

Gunung Semeru kali pertama erupsi pada 8 November 1818. Foto menunjukkan para relawan melakukan operasi pencarian korban erupsi Gunung Semeru 4 Desember 2021. (foto: Liputan6.com)

Hari ini, 17 tahun tragedi tsunami Aceh berlalu. Usia 17 tahun bagi seorang remaja bisa jadi sangat istimewa. Tentu akan dirayakan penuh gemerlap. Busana warna pink dan rias wajah yang charming. Tiup lilin dan kue tart yang lezat.

Namun, bagi para korban tsunami Aceh identik dengan kenangan pahit. Sedih sungguh bila mengingat-ingat kejadian di hari Minggu pagi 26 Desember 2004 pukul 07.59 WIB itu. Harta dan nyawa hilang dalam sekejap mata.

Siang ini, memperingati tragedi tsunami Aceh, keluarga yang selamat melakukan ziarah masal bagi korban tsunami. Kepala peziarah tertunduk khusyuk membacakan Surah Yaa Siin di pemakaman masal tanpa cungkup tanda nama.

Tsunami Aceh terjadi hampir dua bulan setelah Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dilantik jadi presiden ke-6 RI, terjadi gempa 9,3 SR di Seumelue yang puncaknya Kota Banda Aceh diamuk air bah, menghanyutkan apa saja.

Sepuluh tahun dari peristiwa di atas, Jumat, 14 Desember 2014 pukul 17.30 WIB, Dusun Jemblung, Ds. Sampang, Kec. Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, ditenggelamkan longsor tanah dari Bukit Telagalele.

Empat tahun kemudian, Sabtu, 22 Desember 2018, badan atau dataran Gunung Anak Krakatau (GAK) amblas seluas 64 hektar, tsunami menyapu pesisir Way Lunik, Kalianda (Lampung Selatan) dan Pandeglang (Banten).

Sabtu, 4 Desember 2021 pukul 15.00 WIB, Gunung Semeru erupsi. Lahar dingin yang menyumbat ”kerongkongannya” dimuntahkan, meluluhlantahkan beberapa dusun dan desa terdekat. Rumah, ternak, dan korban jiwa.

Gunung stratovolcano yang diapit Kabupaten Lumajang dan Malang, ini kalau sedang jinak akan didaki pecinta alam. Bukan saja dari dalam negeri, melainkan juga dari mancanegara. Keindahan puncak Mahameru mereka kagumi. 

Soe Hok Gie, aktivis UI yang demen naik gunung meninggal di puncak Mahameru karena menghirup gas beracun, saat akan merayakan ultah ke-27, 16 Desember 1969. Adik sosiolog Arief Budiman ini lahir 17 Desember 1942. 

Gunung tertinggi di Pulau Jawa (3676 mdpl) ini memiliki lima danau air tawar di kawasan hutannya. Ranu Kumbolo salah satunya, menjadi tempat pemberhentian pertama saat pendakian. Jadi spot camping paling romantis.  

Gunung Semeru kian terkenal semenjak dijadikan lokasi syuting film ”5 CM”. Belakangan viral pula kejadian adegan mesra pemain sinetron TMTM (Terpaksa Menikahi Tuan Muda) saat melakukan syuting di lokasi pengungsian.

Tak pelak kejadian ini menuai hujatan netizen. Sangat disayangkan memang. Syuting sinetron di posko pengungsian di Lapangan Penanggal Desa Candipuro, mencerminkan minimnya rasa simpati dan empati pihak production house.

Buntut kecaman itu, ditemani tim, dua bintang sinetron yang bikin geger itu mengunjungi lokasi pengungsian untuk menunjukkan empati dengan memberikan bantuan materiil, moril, dan menghibur para korban pada tanggal 21/12.

Rabu 22/12, Rebecca Tamara dan Leo Consul (pemain TMTM) di akun IGnya masing-masing mengunggah pernyataan permintaan maaf. Adegan yang mereka lakukan hanyalah sesuai script atau arahan sutradara. Ya, sudahlah.  

Selasa, 14 Desember 2021, satu pekan pascaerupsi Semeru, terjadi gempa berkekuatan magnitudo 7,4 SR mengguncang Laut Flores, berdekatan dengan Kabupaten Selayar. Sempat beredar isu tsunami, warga dibuat panik.

Empat hari kemudian, Kamis, 16 Desember 2021, gempa bumi magnitudo 5,0 mengguncang Jember. Gempa yang terjadi pukul 06.01 WIB ini beruntung tidak menimbulkan tsunami. Padahal kedalamannya hanya 10 kilometer.

Di luar waktu-waktu yang tersebut di atas, sepanjang tahun (Januari—Desember) hampir pasti ada bencana alam melanda. Mengingat Indonesia memang rawan bencana karena berada di kawasan wilayah Cincin Api Pacifik.

Namun, menilik beberapa kejadian gempa bumi, banjir bandang, erupsi gunung berapi, dll. sering terjadi bulan Desember hingga April, barangkali tidak berlebihan bila bulan dimaksud layak disebut sebagai bulan bencana.

Bila mengacu banjir dan tanah longsor yang dipicu tingginya curah hujan, bisa jadi benar sebab begitu memasuki bulan yang berakhiran ”ber” (September, Oktober, November, dan Desember) pertanda musim hujan tiba.

Curah hujan begitu tinggi di bulan Desember—Januari. Desember tinggal beberapa hari lagi akan berakhir. Meninggalkan tragedi erupsi Semeru yang meluluhlantakkan dusun terdekat, juga keajaiban-keajaiban lainnya.

Natal lewat dan tahun baru 2022 akan tiba. Memasuki bulan Januari masih entah apakah gerangan yang akan terjadi. Yang sudah-sudah, banyak bencana alam terjadi bulan Januari di antaranya; longsor di Desa Cihanjuang.

Desa di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, itu mengalami longsor akibat curah hujan yang tinggi pada 9 Januari 2021, korban 40 meninggal dan 1.020 orang mengungsi. Tragedi pertama di tahun baru.

12 Januari 2021, banjir dengan ketinggian 2-3 meter di Kabupaten Banjar, Kab. Tanah Laut, Kab. Hulu Sungai Tengah, dan Kab. Tabalong, Kalimantan Selatan. Hampir 44 ribu orang dievakuasi ke pengungsian.

15 Januari 2021, gempa magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Majene, Sulawesi Barat. Sebanyak 30 ribu orang mengungsi, 84 orang meninggal dunia dan lebih dari 1.000 orang mengalami luka-luka akibat bencana alam ini.

Minggu, 4 April 2021, NTT dihajar siklon tropis Seroja. Satu kota dan sebelas kabupaten diterjang banjir bandang; Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Malaka Tengah, Kabupaten Lembata, Kabupaten Ngada.

Berikutnya, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Alor, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Ende. 2.655 jiwa yang terdampak banjir ditampung di posko pengungsian.

Dampak terparah siklon tropis ini terjadi banjir bandang di Desa Waiburak, Adonara Timur, dan Lamanele, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur. 1.962 unit rumah rusak. Setiap tahun muncul siklon di Samudra Hindia.

Hanya doa yang seyogianya kita panjatkan, semoga memasuki tahun baru 2022, jangan ada bencana yang dahsyat melanda. Kalaupun Tuhan berkehendak menimpakan cobaan kepada hambaNya, tidak begitu pelak akibatnya.

Semoga, semoga, semoga. Ya, semoga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...