Langsung ke konten utama

SatuSehat, Setelah Update

Aplikasi PeduliLindungi bakal ‘hilang’ dari layar ponsel. Begitu yang saya baca dari berita di situs detikhealth, Senin, 27/2/2023. Hal itu dikatakan Chief Digital Transpormation Office Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Setiaji.

“Iya benar mulai besok bakal digantikan SatuSehat. Tidak perlu install ulang, nanti hanya butuh upgrade aplikasi,” kata dia saat dikonfirmasi detikcom Senin (27/2/2023). Aplikasi SatuSehat bakal mencakup data riwayat medis pasien.

Hari Selasa (28/2/2023) malam transisi PeduliLindungi ke SatuSehat pun diluncurkan. Semua orang antusias dong, tentu. Termasuk saya. Sejak Rabu (1/3/2023) siang berulang saya ketuk aplikasi PeduliLindungi di layar ponsel.

Hingga tadi malam, saat menyiapkan postingan “Transisi PeduliLindungi” saya buka ulang aplikasi PeduliLindungi, tetapi tampilan di layar ponsel saya tetap seperti foto di bawah. Saya menggumamkan tanda tanya, kenapa?


Ealah
, sekira pukul 21:58 saya masuk ke playstore, ketik sandi PeduliLindungi, ternyata diarahkan untuk melakukan update. Saya ketuk update, woila… hasilnya PeduliLindungi benar ‘lenyap’ dari layar ponsel, berganti SatuSehat.

Tetapi, tetap saja saya belum bisa masuk ke aplikasi SatuSehat. Tampilan sementara hingga pukul 23:23 adalah seperti foto di bawah. Hanya bisa bersabar sambil mencari tahu ada apa sebenarnya. Lacak dan baca berita terkini.


Sekilas dari video di detikhealth, Kemenkes menyebut aplikasi PeduliLindungi resmi berubah menjadi SatuSehat Mobile pada hari Rabu, 1/3/2023. PeduliLindungi akan mengalami perubahan besar Selasa, 28/2/2023 malam.

“Aplikasi SatuSehat dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai SatuSehat Mobile mulai 1 Maret 2023,” kata Setaji, Staf Ahli Teknologi Kesehatan sekaligus Chief Digital Transpormation Office Kementerian Kesehatan RI.

“Pengguna PeduliLindungi tidak perlu uninstall sebab aplikasi tersebut akan bertransformasi menjadi SatuSehat Mobile,” jelas Setiaji. Tahap awal pembaharuan ditujukan untuk pengguna iOS. Waduh, saya ini dari barisan android.

“Sementara untuk pengguna android akan tersedia dalam waktu dekat,” imbuhnya. Wah, lega, deh, setelah mendengar imbuhannya itu. Seberapa dekat? Entahlah! Cuma bisa menunggu. Nanti saatnya tiba, kita SatuSehat semua.

Benar saja, pagi pukul 06:30 tadi saya coba ketuk aplikasi SatuSehat di layar ponsel dan ternyata sudah muncul arahan untuk “Masuk ke Aplikasi”. Hah, lega rasanya. Dari kemarin hingga semalam mencoba masuk tidak bisa-bisa.


Pukul 08:34 saya verifikasi data. Masukkan nomor ponsel ke aplikasi SatuSehat, hasilnya saya sudah bisa menggunakannya. Di “Beranda” ada akses untuk masuk ruang publik, mengatur check-in dengan memindai barcode.

Masih di “Beranda” ada lima slide berjalan ada info: untuk peroleh vaksin Covid-19 booster kedua, vaksin meningitis untuk ibadah haji & umrah, aksi bergizi, bebas stunting, dan ajakan dukung ibu hamil lebih sehat dan bahagia.

Masuk ke bilik “Fitur”, ada lima slide: ambil nomor antrean di faskes dengan aplikasi, bisa akses semua riwayat kesehatan, semua rekam medis kita dan keluarga ada di aplikasi, rahasia data rekam medis terjamin, #MakinSehat.

Ada juga bilik “Berita”. Kita akan dipertemukan dengan portal berita sehatnegeriku. Ada artikel seputar kesehatan bisa kita santap baik pagi, siang maupun senja hari sambil ngeteh, ngupi, ngudut, ngerumpi serta ngudap cemilan.

Bilik terakhir adalah “Profil” info tentang profil pengguna aplikasi SatuSehat. Nama, nomor ponsel, NIK, kode QR Profil. Ada pula Informasi Umum perihal Profil Tertaut, Tips, dan Tentang. Ada Preferensi berisi Bahasa dan Keluar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...