Langsung ke konten utama

Jajanan Pasar di ICD 2017

Menjadi pelajar atau mahasiswa di luar negeri membuka peluang bagi mereka untuk berperan serta dalam mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia di negara tempat mereka menempuh pendidikan. Apalagi di tempat mereka studi, pelajar atau mahasiswanya datang dari berbagai negara, tentu memiliki minat untuk mengenal budaya teman-temannya yang lain.

Untuk tujuan mengenalkan budaya dan pariwisata Tanah Air, Perhimpunan Pelajar Indonesia Ghent (PPI Ghent), Belgia, menyajikan aneka penganan tradisional dan atraksi budaya, pada event budaya ICD (International Culture Day) 2017, Sabtu (6/5), di Hall Ontmoeting Buintenlandes Studenten Gent vzw (OBSG) Ghent. Event ini disambut antusias ratusan pelajar di Belgia.

Selain memperkenalkan aneka penganan tradisional, seperti tumpeng, klepon, ketan serundeng, wajik, lumpia, emping dan kerupuk. Pelajar Indonesia juga mempertunjukkan Tari Minang, Tari Reog Ponorogo, Tari Kecak Bali, Pencak Silat, dan lagu-lagu tradisional Nusantara. Lebih dari 15 penyaji dari berbagai negara seperti Meksiko, China, India, Turki, dan Philipina, unjuk gigi pada acara ini.
aneka penganan tradisional (jajanan pasar) khas Indonesia

Ketua Panitia, Wahyu Wijaya dalam keterangan yang diterima Antara London, Senin (8/5) mengatakan selain penganan tradisional berupa jajanan pasar, para  pelajar Indonesia juga memperkenalkan permainan tradisional dan berbagai pernak-pernik berbau Indonesia berupa tari dan lagu serta pencak silat.

”Kesempatan yang baik ini, juga kami gunakan sebagai ajang promosi rangkaian kegiatan Europalia 2017.  Indonesia terpilih sebagai host country untuk menampilkan beragam seni dan budayanya di Belgia dan negara sekitarnya selama 3 bulan penuh,” kata kata Wahyu Wijaya kepada Antara London, Senin.

Ketua PPI Ghent, Dimas Rahadian, sekaligus penanggungjawab kegiatan mengatakan, International Culture Day semakin istimewa dengan diselenggarakannya lokakarya tari Kecak secara interaktif oleh seniman asal Bali, Made Agus Wardana. Lokakarya ini memberikan kesan tersendiri bagi para mahasiswa yang mengikutinya serta mendapat perhatian khusus dari para penonton.

Harmonisasi ritme Tari Kecak Bali yang terdiri dari cak 1, cak-cak 2, dan cak cak cak 3 dengan tempo sedang terdengar jelas dan indah. Para pelajar dan mahasiswa baik Indonesia maupun asing turut menarikan Tari Kecak dalam lokakarya tersebut.

Acara yang dipadati ratusan orang ini didukung penuh oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Brussel dan lembaga OBSG. Kegiatan ini ditutup secara meriah dengan tari poco-poco yang diikuti oleh seluruh tamu undangan dan para hadirin.

n dari berbagai sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...