Langsung ke konten utama

Tak Disangka-sangka

PPKM DARURAT dan VAKSINASI MASAL
(ilustrasi foto by: https://www.muslimahnews.com/)

وَمَنْ يَتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ،وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Waman yattaqillaaha yajal lahuu makhrahaa wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasib, Waman yatawakkalalallaahi fahuwa hasbuhuu, innallaaha baalighu amrihii qad jaalallaahu likulli syaiin qadraa.

Artinya: ”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At Talaq [65] : 2-3)

PPKM yang Tuman

PPKM Darurat (3—20 Juli 2021) yang kemudian diperpanjang terus dan terus diperpanjang menjadi PPKM Level 4 (21—25 Juli), (26 Juli—2 Agustus), (3—9 Agustus), (10—16 Agustus), (17—23 Agustus), (24—30 Agustus), (31 Agustus—6 September). Dari periode perpanjangan sambung menyambung itu ada provinsi di Jawa—Bali serta kabupaten/kota di Jawa—Bali dan luar Jawa—Bali yang levelnya diturunkan dari 4 menjadi 3, dari 3 menjadi 2, dan dari 2 menjadi 1.

Penambahan wilayah aglomerasi dari level 4 ke 3, level 3 k 2, dan level 2 k3 1. Yang masih berada di level 4 sebanyak 25 kabupaten/kota di Jawa—Bali, menurun dari 51 daerah pada pekan lalu. Daerah dengan aglomerasi di level 3 pekan lalu Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya, ditambah Malang Raya dan Solo Raya pekan ini. Bila ditambah dengan luar Jawa—Bali, ada 76 kabupaten/kota dari sebelumnya 67 kabupaten/kota. PPKM level 2 dari 10 menjadi 27 kabupaten/kota.   

Melihat periode perpanjangan yang berderet terus sejak Juli hingga akhir Agustus ini, seperti tuman sekali ya. Di jagat Twitter ada yang meributkan betapa gencarnya razia terhadap masyarakat agar taat prokes, dan warung-warung yang rame pengunjung. Tak ayal ada yang dibubarkan paksa. Sementara bus-bus dan kendaraan pribadi banyak yang menggeruduk tempat wisata yang sudah dibuka. Gugatan masyarakat terhadap ketidakkonsistenan dan ketidakadilan.

Vaksinasi Masal

Pemerintah mengoprak-oprak masyarakat untuk vaksin. Saking biar orang mau divaksin, maka vaksin dijadikan syarat untuk bisa masuk mal, perjalanan jauh menggunakan pesawat udara, kereta api, kapal laut, dan bus. Dijadikan syarat untuk masuk kawasan wisata pedestrian Malioboro. Maka, beramai-ramailah masyarakat mencari tempat vaksin, mendaftar online, datang langsung. Tetapi, yang terjadi kemudian tidak seindah yang dibayangkan atau diharapkan.

Beberapa daerah ngejerit kehabisan stok vaksin. Tidak seberapa kelihatan dan/atau ketahuan di mana sesungguhnya tempat vaksinasi masal itu. di DKI Jakarta iya terdengar dan terlihat beritanya di televisi. Ada program jemput bola dari rumah ke rumah. Di kelurahan, RW, RT, Puskesmas, diadakan oleh organisasi massa tertentu. Alhasil DKI vaksinasinya mencapai target lebih cepat dan lebih luas jangkauannya. Daerah-daerah lainnya, terutama di luar Jawa, piye kabare?

Kami yang tinggal di Bandar Lampung, sedikit kesulitan mendapatkan info tentang vaksinasi masal. Kejadian dibubarkannya kerumunan warga yang antusias hendak mengikuti vaksin di RSUDAM (Kamis, 12/8/2021), membuat orang kehilangan semangat untuk vaksin. Di beberapa institusi yang menggelar vaksinasi masal, diberlakukan syarat-syarat yang ketat. Ada imbauan ’ayo vaksin’, giliran orang berduyun-duyun ke tempat vaksin, eh dibubarin, piye tho.

Tak Disangka-sangka

Anak kami yang WfH dari Kota Tapis Berseri, sangat mendambakan divaksin sebelum ada panggilan WfO dari kantornya di Jakarta. Tetapi, itu tadi, di mana tempat vaksin itu, Coy. Pasrah menunggu, kali-kali aja ada jalan terbuka lempang, kapan-kapan. Hanya itu sementara yang bisa dilakukan. Dan akhirnya keajaiban datang. Lewat koneksi teman istri ngajar, yang kebetulan dia dulu wali kelas seorang siswa yang orang tuanya berdinas di institusi TNI, yang menggelar vaksinasi masal.

Istri saya minta ’tiket’ satu saja untuk anak kami dan dikabulkan. Dramanya begini, waktu sampai di TKP, dicegat di pintu masuk. ”Ini dari Pak Anu,” kata istri saya. ”Oh, dari Pak Anu, ya silakan masuk,” jawab si penjaga. Siang tadi, vaksin pertama pun didapat, dan nanti akhir bulan kembali vaksin kedua. Sungguh pertolongan Allah amat dekat. ”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”

Slogan ”Bersama Rakyat TNI Kuat” bagi TNI secara umum dan ”Sahabat Rakyat” bagi suatu kesatuan di tubuh TNI, sungguh terasa di masa pandemi Covid-19 ini bilamana dibukakan jalan kemudahan bagi rakyat untuk mendapatkan vaksin melalui istitusi TNI, di mana pun. Digelarnya vaksinasi masal oleh TNI/Polri telah menjadi roda penggerak ke arah terbentuknya herd immunity. Hanya dengan herd immunity-lah generasi milenial dan Gen-Z bisa terlindungi dan kebal dari serangan virus apa pun. 

Terima kasih, Bapak-bapak TNI. Merdeka...

#hujantengahhari

BKP, Selasa, 31 Agustus 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...