Langsung ke konten utama

Dihantui Bencana


Mulai kemarin, Selasa, 18/1, PPKM Jawa—Bali serta Luar Jawa—Bali kembali diperpanjang. Untuk  Jawa—Bali berlaku hingga 24 Januari. Sementara untuk Luar Jawa—Bali hingga 31 Januari. Cocokologi. Adanya PPKM biar mobilitas orang-orang terbatas.

Tanpa dibatasi pun dengan cuaca ekstrem belakangan ini, hendak ke mana pun orang-orang sedikit mengkhawatirkan. Apalagi prediksi BMKG, besok 20/1 cuaca akstrem akan jadi ”hantu” bagi warga Ibu Kota DKI Jakarta. Akan ada hujan intensitas tinggi.

”Hantu” bencana sebenarnya sudah gentayangan sejak musim hujan tiba. Banjir, tanah longsor, puting beliung, dan ujungnya gempa magnitudo 6.6 Jumat (14/1) mengguncang laut selatan Banten akibat subduksi lempeng Samudra Indo—Australia.

”Hantu” bencana yang lebih bikin jirih adalah serbuan Omicron. Diberitakan akan melonjak di bulan Februari—Maret. Tak bisa dimungkiri akan benar terjadi manakala larangan masuk WNA dari 14 negara sumber wabah Omicron tak berlaku lagi. Sudah dianulir.

Warga dari 14 negara sumber wabah Omicron (utamanya Afrika), semula dilarang masuk mulai 7 Januari, kemudian sudah dibolehkan kembali. Monggo welcomePiye karepe negoro iki. Yo wes, rasakno nek wong-wong do akeh sing ketularan Omicron gawan WNA kuwi.

Alhamdulillah syukur jemaah umrah (kloter pertama) yang sudah kembali pulang ke Tanah Air, setelah dites swab pcr ternyata semua negatif Covid-19 sehingga bisa melanjutkan perjalanan ke daerah asal masing-masing. Kembali berkumpul dengan keluarga.

Bukan tidak mungkin jemaah umrah Indonesia akan terpapar Omicron yang bisa saja ada di area Masjidil Haram dari jemaah umrah Negara lain, terutama kawasan Afrika, namun ternyata jemaah umrah (kloter pertama) aman-aman saja, berkat prokes yang ketat.

Artinya, ”hantu” bencana ternyata tidak nyata-nyata disebabkan Covid-19 semata. ”Hantu” bencana yang nyata justru oleh kerusakan lingkungan di negara kita disebabkan deforestasi. Pembabatan hutan secara brutal untuk dijadikan lahan sawit.

Masih ingat kan banjir melanda Kalimantan Selatan pada 12 Januari 2021. Ketinggian air yang mengepung 11 dari 13 kabupaten di sana berkisar 30 cm, 50 cm, 1 m, 2 m, dan 3 meter. Cuaca ekstrem dituding sebagai penyebab. Padahal, sebab deforestasi.

Hingga pertengahan bulan Januari ini belum ada kejadian serupa, atau mungkin belum. Tapi, pada 6/1, Kabupaten Sikka, NTT, dilanda banjir setinggi setengah meter akibat guyuran hujan deras. Musim penghujan tiba, semua daerah berpotensi terdampak bencana.

”Hantu” bencana, apa pun wujudnya, mengharuskan kita kudu antisipatif. Tak lebih dari waspada dan hati-hati. Tak ada obat mujarab bagi bencana selain mencegah dan menghindari. Kalau sudah kejadian, alamat akan lebih sengsara dalam penderitaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...