Langsung ke konten utama

Penanda

Jangan pernah berhenti bersyukur (ilustrasi foto: id.pinterest.com)

Nggilani. Kasus harian Covid-19 sudah tembus 50 ribu. Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat yang start sejak 3 Juli finish 20 Juli 2021 diberlakukan di Pulau JawaBali. Itulah upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan eskalasi Covid-19 yang terus meninggi. Sejak tahun 2020 lalu pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diperpanjang berulang-ulang, namun tak membuahkan hasil yang signifikan. Covid-19 seakan bebal dan kebal.

Mengapa PPKM Darurat berakhir tanggal 20? Karena tanggal 20 bertepatan dengan Iduladha. Sepertinya sengaja disetting untuk mengantisipasi kegiatan masyarakat yang pada Idulfitri dulu tidak boleh mudik apalagi pulang kampung, akan ada kemungkinan mereka memanfaatkan momen Iduladha, kesempatan mudik atau pulang kampung bisa mereka lakukan. Bukan main halangan umat Islam merayakan Hari Kemenangan dan Hari Berkurban. Khususnya orang Madura yang punya tradisi toron.

Dijegal Luar Dalam

Kurang mempan rasanya kalau hanya membatasi kegiatan masyarakat di DALAM Pulau Jawa–Bali saja. LUAR Pulau JawaBali pun harus disentuh. Akhirnya sejak tanggal 12 Juli kemarin 15 kabupaten/kota LUAR Pulau JawaBali juga menerapkan PPKM Darurat. Untuk kabupaten: Berau dan Manokwari. Untuk kota: Bukittinggi, Padang, Padang Panjang, Medan, Batam, Tanjungpinang, Bandar Lampung, Pontianak, Singkawang, Balikpapan, Bontang, Mataram, dan Sorong.

Praktis SumatraJawaBali yang sudah terkoneksi Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) dan Trans Jawa menjadi terkunci. Yang mau coba-coba menerobos pembatasan terpaksa disuruh putar balik. Hanya pekerja di sektor esensial dan kritikal yang diperbolehkan melintas. Persis grid lock di pintu tol Brebes Timur pada musim mudik tahun 2016, kendaraan tak bisa ke mana-mana. Maju tak bisa apalagi mundur, stagnan di tempat, terpaku berjam-jam. PejaganBrebes Timur ditempuh selama 12 jam. 

Memulai Hari Baru

Tanggal 12 kemarin, peserta didik baru memulai hari baru di sekolah yang lebih tinggi tingkatannya. Yang lulus TK masuk SD, yang tamat SD masuk SMP, yang lepas SMP masuk SMA. Di hari pertama tahun ajaran-baru itu lazimnya sekolah menaja masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Berhubung baru saja dimulai PPKM Darurat di Kota Bandar Lampung, maka MPLS melalui virtual.

Hari ke-10 PPKM Darurat JawaBali, mulai terasa dampaknya. Jalanan Ibu Kota terasa sedikit lengang, Karyawan yang bekerja di sektor non-esensial dan kritikal harus work from home. Mal ditutup, karyawannya dirumahkan bahkan terancam PHK. Seberapa besar jumlahnya? Lebih dari 80 ribu orang. Kerugian pengusaha Mal triliunan. Sektor pariwisata, hotel, dan restoran ikut ambruk.

Di balik musibah dirumahkannya karyawan Mal, ada secercah berkah hadir bagi mereka yang di masa pandemi sekalipun masih menemukan ada lowongan kerja (loker). Dan setelah lolos interviu, diterima sebagai karyawan dengan masa percobaan (training) bertahap. Berapa banyak loker terbuka, berapa banyak yang lolos interviu? Tentu sangat minim. Tetapi, sungguh luar biasa itu.

Anak kami salah salah satu dari yang minim itu. Alhamdulillah di tengah pandemi Covid-19, ia ketiban berkah. Setelah melalui tahapan interviu beberapa kali, ia diterima sebagai karyawan sebuah platform media berita digital di Jakarta dengan jobdesc video editing dan motion graphics. Untuk sementara, berhubung masih PPKM Darurat yang mungkin akan diperpanjang, ia WfH dari Jogja. Selamat memulai hari baru, Nak!

Jadilah tanggal 12 Juli penanda dimulainya PPKM Darurat di Kota Bandar Lampung. Jadilah penanda dimulainya hari pertama tahun ajaran-baru bagi peserta didik baru, yang masih akan terus mengikuti pembelajaran jarak jauh. Jadilah penanda betapa Allah Maha Pemurah. Senantiasa menganugerahkan rezeki, kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan. Jangan pernah berhenti memanjatkan rasa syukur.

#alhamdulillahwasyukurillah


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...