Langsung ke konten utama

”Konser di Surga”


وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seseorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan. [Q.S. Al-Anbiyaa’ (21) : 34-35]


تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Maha suci Allah yang di Tangan-Nya lah segala Kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. [Q.S. Al-Mulk (67) : 1-2] 

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah: ”Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. [Q.S. Al-Jumu’ah (62) : 8]

Misteri yang Bernama Kematian

Kita hidup di duni dalam jaminan Allah swt., menghidup udara sebebas-bebasnya, dilimpahi rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Semua nikmat, apa pun akan ditambah Allah swt. apabila kita syukuri. Tetapi, apabila kita kufur terhadap segala nikmat-Nya, sungguh azab-Nya amat pedih.

Kita hidup hanya bisa merencanakan apa yang kita kehendaki, namun kuasa Allah swt. juga yang menentukan. Kalaupun tiap rencana itu bisa kita laksanakan, berhasil atau gagal juga bergantung atas kehendak-Nya. Wajar kalau ada anekdot, ”Manusia hanya bisa berencana, Tuhan jua yang menentukan.”

karikatur Didi Kempot dan Glenn Fredly, karya rosikhul @osiasu di Istagram @mutia_ayuu

Mutia Ayu, istri Glenn Fredly (almarhum), di akun Instagramnya, mengungkapkan keinginan suaminya itu untuk konser dengan Didi Kempot. Unggahan di akun Instagramnya itu dihiasi karikatur mendiang Glenn Fredly dan Didi Kempot yang dibuat oleh @osiasu. Mereka berdua tertawa lepas, Glenn fredly merangkul pundak Didi Kempot yang mengacungkan jari telunjuk ke atas.

Untuk memastikan seberapa keren bila duet dengan Didi Kempot itu terjadi, Glenn Fredly sampai harus meminta pendapat istrinya. ”Bebe keren gak ya kalau di konser 25 tahun nanti aku duet sama beliau?” dijawab oleh Mutia ayu, ”Wah, keren banget, pasti ambyaar banget.” 

Unggahan Mutia Ayu itu langsung dibanjiri komentar warganet dan selebriti. Chicco Jerikho memberikan ikon menangis, sementara warganet lainnya mengatakan bahwa mereka berdua kini sudah ’konser di surga.’ Cerita Mutia Ayu itu bikin haru dan merinding, warganet menaburkan ikon menangis.

Menutup unggahan di Instagramnya itu, Mutia Ayu menulis, ”Tuhan punya rencana lain yang mempertemukanmu di tempat lain. Bernyanyilah di Surga. Selamat jalan Mas @didikempot_official kau sudah berada di tempat terbaiknya dan bersamanya [Glenn Fredly].”

Mungkin ini suatu hal yang sulit dipercaya, tetapi itulah kehidupan. Tidak ada yang bisa menebaknya seberapa panjang usia seseorang hidup di dunia. Kapan kematian akan menjelangnya sangat-sangatlah misteri. Tetapi, kutipan ayat-ayat Alquran di atas bisa menjelaskan misteri kematian, yang orang akan lari menghindar darinya.

’Konser di Surga’

Menandai 20 tahun kariernya di musik, Glenn Fredly menggelar konser bertajuk ’Menanti Arah’ di Istora Senayan, Sabtu (18/10/2015). Untuk merayakan 25 tahun kariernya bermusik, ia berencana akan menggelar konser. Mimpinya, ingin sekali di konser itu ia berduet dengan Didi Kempot. Bayangkan, kolaborasi mantan vokalis Funk Section itu dengan Didi Kempot tentu bakal seru. ”Mengawinkan” lagu-lagu ballad Glenn yang ’galau’ dengan lagu-lagu didi Kempot yang bikin ambyar, tak ayal akan membuat fans keduanya larut dalam jingkrak ber-ji-ro-lu-pat-limo-nem-pitu-wolu dan ber-tak-gin-tak-gin-tak-gin-tak bersama Sang Maestro Campursari dan Raja Ballad itu.

ilustrasi Glenn-Didi ”konser di surga” kartun by: pradhono surya @prdn23, foto latar by: https://blokbojonegoro.com/ 

Didi Kempot pun sedianya akan menggelar konser yang bertajuk Ambyar Tak Jogeti yang rencananya akan diadakan di GBK pada 10 Juli 2020 mendatang. Berhubung ada pandemi Covid-19, tanggal konser itu dimundurkan menjadi 14 November 2020. Sejak 1 Mei lalu telah dibuka Pre-Sale tiketnya. Konser impian Didi Kempot itu rencananya adalah bentuk perayaan 30 tahun kariernya di ranah musik Indonesia. Pada mulanya tertunda karena pandemi Covid-19, namun takdir Tuhan menjadikannya tak terwujud karena Sang Maestro dipanggil menghadap-Nya. Tampaknya Sobat Ambyar harus berbesar hati menerima kenyataan, konser yang bakal ’ambyar abis’ itu tak akan terlaksana.

Glenn Fredly dan Didi Kempot telah tiada. Mereka berdua rupanya ditakdirkan bahagia dalam mati muda. Meski tak dipertemukan di satu panggung dalam acara konser di masa hidupnya, barangkali oleh Tuhan mereka berdua layak dipersatukan dalam ”konser di surga” di hadapan ’Malaikat-Malaikat’ dan ’Bidadari-Bidadari’ Surga, yang mungkin tak kalah khidmad menyimak lirik-lirik lagu Glenn Fredly yang penuh ’kisah romantis’ dalam balutan ’kasih putih’ walaupun ’sekali ini saja’ semoga tak melahirkan ’sedih tak berujung’. Meski ’galau’ tentu ’Malaikat’ dan ’Bidadari’ tak sampai ’cidro’ dan ’sekonyong-konyong koder’ oleh suara Sang Maestro.

Entahlah, mengapa begitu cepat Didi Kempot ’pulang’ menyusul Glenn Fredly. Apakah Didi Kempot ’keloro-loro’ ditinggal Glenn Fredly? Apakah ia ’kangen kowe’ hai Glenn Fredly? Apakah ia berucap ’entenono’. Atau memang Glenn Fredly ’kesetrum tresno’ lalu mengirimkan ’layang kangen’ mengatakan ’muliho’ lantaran menganggap Didi Kempot ’kusumaning ati’. Akhirnya, Glenn Fredly dan Didi Kempot merasa ’plong’ setelah menemukan ’dalan anyar’ menuju ’ketaman asmoro’ lewat ’perempatan sleko’. ’Yowis yowis’ meski berat, sobat ambyar harus ’lilo’ melepasnya. Jangan pernah ’tangise ati’ menjadikan ’ngalamun’ nanti ’gawe gelo’.   

RIP 
Glenn Fredly Deviano Latuihamallo (44), lahir Jakarta, 30 September 1975, meninggal Jakarta, 8 April 2020.  
Dionisius (Didi) Kempot (53), lahir Surakarta, 31 Desember 1966, meninggal Surakarta, 5 April 2020. 


@zabidiyakub

       

 +


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

"Repot Nasi"

Aktivis 98 Bandung dan Jakarta berkumpul di Gedung Sate, Bandung dalam memperingati 27 tahun reformasi. Bandung, 21 Mei 2025. (gambar: strategi.id/Bobby san) Pada hari ini, 27 tahun lalu, Jendral Besar Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI atas desakan beberapa tokoh, di antaranya Emha Ainun Nadjib, Nurcholis Madjid, dll. setelah gerakan mahasiswa menuntut dilakukan reformasi tak terbendung, dengan puncak didudukinya Gedung DPR/MPR oleh elemen mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan juga luar Jakarta. Beberapa tokoh yang dikomandoi Amien Rais --yang kemudian membuatnya dijuluki Bapak Reformasi-- mendesak Soeharto untuk mundur sebagai presiden. Setelah didesak Harmoko (Ketua DPR), Soeharto pun menyerah lalu menyampaikan pidato. Namun, bukan mundur atau meletakkan jabatan yang jadi narasi dalam pidatonya, melainkan berhenti . Dengan tenang ia mengatakan, "Saya menyatakan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia terhitung mulai hari ini." Pagi menjelan...