Surah Yasin itu jantung Al-Quran. Demikian pernah jadi status saya di facebook. Tulisan tentang itu tidak panjang. Dalam konteks manusia, jantung adalah organ vital yang memikul beban tugas dan tanggung jawab yang berat. Kabar berpulangnya sepupu di Jambi, sekilas terapung asumsi yang jadi sebab-musababnya adalah karena penyakit jantung.
Ada dua tulisan saya di blog
“senangkalan” yang mengulas masalah jantung. Masing-masing berjudul “Fenomena ‘Jantung
Muda’” dan “Oh, Jantungku Sehat” yang intinya, penyakit jantung sering jadi
tersangka di balik kematian seseorang, terutama mereka yang meninggal sehabis
berolahraga. Jenis penyakitnya aritmia,
yaitu gangguan irama jantung.
![]() |
| Jantung Al-Quran (foto: Bincang Syariah) |
Contoh kasus meninggal sehabis berolahraga adalah yang menimpa Amirul di Johor, Malaysia. Meninggal di usia 25 tahun, sehabis main futsal. Wajahnya tiba-tiba pucat dan pingsan, meskipun dilarikan ke rumah sakit, tetapi tidak tertolong dan ia meninggal dunia. Dari kasusu itu, dapat disimpulkan bahwa penyakit jantung mulai melanda kalangan usia muda.
Bagaimana supaya sehat dan
bugar? Kuncinya, rajin berolahraga dan menjaga pola makan, sebaiknya mengonsumsi makanan sehat. Tentu, olahraga yang
dimaksud, bukan yang memorsir tenaga seperti sepakbola, bulu tangkis, voli, dan
futsal, melainkan cukup berlari pelan (antara lari dan berjalan) yang
diistilahkan dengan jogging. Tidak terlampau membutuhkan stamina yang
justru akan berbahaya.
Kembali ke awal, Yasin
adalah jantungnya Al-Quran. Bagaimana agar Al-Quran “sehat” dan tidak “mati”
terkapar di lemari buku? Berikanlah perhatian dengan cara membacanya. Terutama di
malam Jumat, seperti saat ini, membaca Surah Yasin yang ditujukan kepada ahlul kubur,
yaitu almarhum dan almarhumah orang tua, kakek nenek, saudara, dll.
Dengan membaca Yasin di
malam Jumat, syukur-syukur setiap hari sehabis Magrib, sama artinya kita
membuat Al-Quran senantiasa “sehat” karena jantungnya kita berikan perhatian. Di
samping itu akan membawa banyak manfaat bagi kita. Betapa tidak, satu
huruf Al-Quran bernilai 9 pahala atau kebajikan. Apalagi jika membaca berayat-ayat.
Tak terasa sampailah waktu
pada hitungan 100 hari meninggalnya tetangga di belakang rumah yang jarak
kematiannya dengan istrinya 102 hari. Di malam Idulfitri 1446 H, sedianya akan
memperingati 100 hari meninggalnya si istri. Namun, ia masuk rumah sakit sehari
sesudah salat Id dan meninggal dunia esok harinya. Beruntung makam mereka bisa didekatkan.
.jpeg)
Komentar
Posting Komentar