Langsung ke konten utama

Durian Runtuh di JFK

Pesta kembang api menutup gelaran Jakarta Fair Kemayoran (JFK) di Kemayoran, Jakarta, 13 Juli 2025. Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno resmi menutup gelaran JFK 2025 di Arena JIExpo, Kemayoran. Dalam acara ini Rano berharap, penyelenggaraan JFK tahun depan dapat berlangsung lebih besar dan meriah, seiring dengan menyambut perayaan 500 tahun Kota Jakarta. Sudah resmikah hanya disebut Kota Jakarta, bukan daerah khusus lagi? Terus Ibu Kota di mana?

JFK dibuka Kamis, 19 Juni 2025 dan ditutup Minggu, 13 Juli 2025 atau selama kurang dari sebulan. JFK digelar sebagai acara tahunan sebagai rangkaian HUT DKI Jakarta. Oh, ya, Jakarta sementara masih tetap sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, seiring mangkraknya proyek IKN-nya Jokowi. Jadi, masih sahih menyematkan sebutan DKI untuk Jakarta.

Indahnya kembang api pada penutupan JFK 2025 (foto: Beritajakarta.id)

Semenjak penyelenggaraan Jakarta Fair dipindahkan ke Kemayoran, belum pernah saya mengunjunginya. Dahulu sewaktu masih di Monas, masa saya SMA tahun 1980an, tiap libur sekolah ke Jakarta dan tak melewatkan kesempatan untuk ke Monas nonton Jakarta Fair. Keliling dari stan ke stan, hobi saya mengumpulkan brosur dari tiap stan, terutama stan dinas (dulu departemen) pariwisata.

Mengutip Tempo, JFK tahun ini mengusung tema “Jakarta Fair Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional di Indonesia”. Direktur PT Jakarta International Expo (JIExpo) Prajna Murdaya mengatakan tema tersebut merepresentasikan komitmen penyelenggara dalam mendorong daya saing produk lokal di pasar global. JIExpo adalah penyelenggara Jakarta Fair Kemayoran  2025.

Terkenal sebagai pameran multi produk terbesar dan terlama di Asia Tenggara, Jakarta Fair Kemayoran menjadi pusat bisnis dan hiburan rakyat. Sekaligus, menyambut milad Kota Jakarta ke-498 tahun. Tahun ini memiliki lebih dari 2.550 tenant dan1.550 stan. Prajna mengatakan, sekitar 50 persen di antaranya berasal dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Produk yang ditampilkan berasal dari pelbagai pelosok Indonesia termasuk di antaranya mobil, sepeda motor, perangkat elektronik, peralatan rumah tangga, furniture, hingga kerajinan. Juga ada jasa keuangan, kosmetik, dan makanan. JIExpo menghitung total perputaran uang sepanjang acara mencapai Rp 7,3 triliun dengan jumlah pengunjung menembus 5,9 juta orang.

Direktur Utama JIExpo Siti Hartati Murdaya menyebut, jumlah perputaran uang dan kunjungan tersebut sudah melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp 7 triliun. Namun, jumlah perputaran uang dan kunjungan ini lebih rendah dari 2024 lalu. Tahun lalu perputaran uang mencapai Rp 7,5 triliun. Penurun karena waktu penyelenggaraan terpotong selama enam hari.

Terpotong enam hari karena ada momen hari raya Iduladha. Kendati secara total perputaran uang dan jumlah pengunjung mengalami penurunan, masih membesarkan hati para pelaku UMKM. Pedagang kerak telor, misalnya, mereka mengeruk pendapatan dengan omzet jutaan rupiah per hari/malam. Para pedagang kerak telor merasakan bak mendapat durian runtuh.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Sastra Jalan-jalan

Siang baru saja melanjutkan perjalanan menuju barat, setelah istirahat sejenak di waktu zuhur, yang ditandai Matahari tepat di atas kepalanya. Tak lama sekira pukul 14:12 Kakang Paket datang mengantarkan kiriman buku dari Taman Inspirasi Sastra Indonesia. Komunitas sastra disingkat TISI pimpinan Bang Octavianus Masheka, ini baru saja usai merampungkan proses produksi dan terbitnya buku antologi “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” yang merupakan puisi bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing penulisnya. Buku-buku yang joss tenan Ada 100 orang penulis puisi dwi bahasa yang terhimpun di dalam buku bersampul merah menyala dengan gambar sampul siluet wajah Ibu yang di wajah, leher, dan dadanya dihiasi taburan wajah penulis puisi yang sengaja di- crop tertinggal bagian dada dan kepala saja. Sebelum buku “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” terlebih dahulu tiba di rumah buku “Zamrud” yaitu antologi puisi Dari Negeri Poci seri ke-15 yang saat datang kebetulan saya sedang tidak berada di rumah ...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...