Tadi malam menghadiri undangan di Saburai Durian & Resto Jl. Majapahit, Saburai. Dinner jare wong londo. Tapi, kami berdua istri sudah sejak lama mengalihkan kebiasaan makan malam sehabis magrib atau sehabis isya (di bulan puasa, baru makan setelah pulang salat tarawih) ke sehabis (bakda) asar.
Ya, terang aja perut kami masih kenyang. Tidak mesti makan nasi, ada pilihan menu lain sebagai pengganti nasi. Kami memilih pisang coklat keju dan minumnya saya lychee tea ice dan istri es cendol dawet durian. Suasana resto lumayan menyenangkan. Temaram.
Ada live music, entah juga karena kebetulan malam minggu alias weekend. Tapi, tampaknya seperti itu. Umumnya kafe atau resto hanya ada live music di malam minggu doang. Di hari-hari biasa, tidak ada. Seperti (dahulu) di Kinar Resto juga agaknya begitu.
Yang membetot perhatian saya bukan acara dinner itu, melainkan suara azan isya yang berkumandang dari puncak menara Masjid Al-Bakri. Kendati proses pembangunannya belum rampung 100% dan masih berlangsung, tapi sudah dipergunakan untuk ibadah.
Sekilas, memperhatikan bentuknya dari depan (Jalan Jendral Soedirman), masjid ini bakalan megah benar. Apalagi bila di bagian pekarangan diset seperti alun-alun di Jawa, taman yang hijau dan rindang, niscaya suasananya asrinya benar-benar bakal meneduhkan.
Meneduhkan dalam arti sebenarnya, tidak seberapa terasa panas dan meneduhkan dalam arti personal, yaitu penerimaan batin mendatangkan ketenangan. Beribadah, iktikaf, tadarus, zikir di dalam masjid ini tentu akan menyejukkan kalbu, batin tercerahkan.
Kembali ke resto, tujuan semula. Sesuai nama yang ada embel-embel durian, tentu saja banyak pilihan menu yang diberi toping durian. Contohnya es krim durian, es cendol dawet, dll. Durian yang disediakan (yang ready) spesies montong, daging buahnya tebal.

Komentar
Posting Komentar