Terkesiap saya membaca kabar duka di grup whatsapp keluarga, adinda sepupu di Jambi berpulang ke Haribaan Ilahi. Innalillahi wainna ilaihi roji'un. Ya, Allah, Dek, gak saya sangka. Selamat jalan, Dek. Memang takdir Allah SWT mendahulukan kamu.
Yang mengabarkan adek sepupu juga yang bermukim di Palembang. Ia baru dapat kabar duka ini siang tadi, katanya. Sementara adek Soadri berpulang tiga hari yang lalu. Walakin, saya melacak akun fb miliknya.
![]() |
| foto sampul fb itu |
Salah user name sehingga tidak ketemu. Berganti teknik, dengan mengecek daftar teman pada akun saya sendiri, ketemu. Foto kami di gedung Sandiero acara pernikahan ponakan dijadikannya foto sampul.
Saya memang jarang dolanan fb. Tetapi, kalau saya posting foto niscaya ada komen darinya. Akhir-akhir ini tak ada komen darinya. Saya pikir sudah berganti akun fb baru (pernah ada permintaan pertemanan).
Ceritanya, ada akun fb dengan identitas sebagai ia, meminta pertemanan kepada saya, tapi saya abaikan dengan alasan saya berasumsi itu akun kloning yang diciptakan orang lain. Malas saya mengonfirmasinya.
Ada saja teman menyuarakan keluhan akun fb milik mereka kena hack. Malahan ada yang nomor WA-nya yang di-hack. Minta teman agar berhati-hati bila di-whatsapp dimintai duit. Banyak kasus terkena tipu.
Ketika melihat postingan terakhirnya bertanggal 29 Jan, pikiran saya mengeja asumsi lainnya, yaitu bisa jadi ia memang sudah sakit-sakitan sehingga harus banyak istirahat, maka meninggalkan media sosial.
Terbaca dalam perlintasan ucapan duka cita di grup itu, amsal wafatnya karena gagal ginjal. Ada opini lain yaitu jantung. Perlu disadari, gagal ginjal adalah hulu dari segala macam penyakit yang timbul di hilirnya.
Gagal ginjal, akut atau kronis, dapat menyebabkan komplikasi serius di dalam tubuh seperti gangguan elektrolit, penumpukan cairan di berbagai organ, masalah pada kerja jantung serta pembuluh darah.
Memandang ulang wajah-wajah semringah kami di "foto sampul fb itu" seperti hidup akan abadi dan tak akan ada yang mati, padahal dalam firman Allah SWT, berbunyi "semua yang berjiwa akan merasakan mati."
Ricih-ricih suara hujan terdengar lumayan deras di luar rumah, menemani saya mengetik cerita berbalut duka ini. Seakan mewakili tumpahan tangis yang tak bisa saya keluarkan dari dalam mata. Beku seakan.

Komentar
Posting Komentar