Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label zoom

Kekuatan Bahasa

Pada Sabtu (19/07/2025) malam digelar zoom meeting oleh Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), membincang pakem penulisan sastra daerah. Diikuti 24 peserta dari berbagai daerah. Ini ada keterkaitan dengan hajat TISI membuat antologi dwi bahasa (daerah dan Indonesia) “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku.” Ada 6 kurator siap mengurasi karya cipta puisi bahasa daerah dari peserta. Mereka adalah Saut Poltak Tambunan (Bahasa Batak), Wardjito Soeharso (Bahasa Jawa), Andi Mahrus (Bahasa Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan), LK. Ara (Bahasa Gayo), Yoseph Yapi Taum (Bahasa NTT), dan Udo Z Karzi (Bahasa Lampung). Tentang pakem penulisan, ada dua, menurut Andi Mahrus. Pertama , sastra daerah klasik. Artinya, bukan sekadar ditulis menggunakan bahasa daerah, melainkan mengandung muatan lokal ( local content ) perihal apa pun yang ada di daerah tersebut, baik bahasanya maupun adat budaya yang dianggap klasik atau jadul . Klasik dan jadul dalam hal bahasa, misalnya bahasa yang sudah tidak dipakai at...

Ke[m]Bali

Ilustrasi foto: VectorStock Zoominar tadi seru. Makin terang kepastian kita hadir di situ, festival yang dirindukan siapa pun, tetapi tidak semua orang beruntung mendapat undangan. Ini kali pertama Yayasan Kebudayaan Rancagé diajak bekerja sama mengisi acara. Maka, para pemenang Hadiah Sastera Rancagé 2023 diundang hadir di UWRF (Ubud Writers and Readers Festival) Oktober mendatang. Zoominar tadi adalah rapat koordinasi antara panitia penyelenggara UWRF dengan pihak pengelola Yayasan Kebudayaan Rancagé dan para pemenang Hadiah Sastera Rancagé 2023. Pemantapan rencana kehadiran di Ubud, teknis pelaksanaan mulai dari penyambutan dan penempatan di venue yang disediakan pihak panitia UWRF serta pemaparan acara kegiatan. Uh, rasanya nggak sabar menanti waktu keberangkatan yang berjalan perlahan mendekat. Satu pemenang Hadiah Sastera Rancagé 2023 begitu antusias. Katanya, sudah menyiapkan cerpen dalam tiga bahasa (Indonesia, Inggris, dan Belanda). Jika ia kelak tampil membacakan cerpen it...

Momen 1

Ini kelanjutan cerita di blog ini yang berjudul “Karakter Manusia” yang diposting tanggal 3 Juli silam. Siang tadi prosesi lamaran putri kedua adik sepupu saya telah dilangsungkan. Dahulu, di blog - post 3 Juli itu, ceritanya, kan, perihal keraguan pihak calon besan adik sepupu. Sebab tinggal di Lampung yang stigmanya sudah tahu- lah , ya, sehingga mereka sedikit ragu terhadap “asal usul” gacoan anak lelaki mereka. Padahal, adik sepupu saya, kan, hanya sekadar beralamat kehidupan doang karena dia bersama suaminya berprofesi sebagai ASN. Adik sepupu saya sama seperti saya berasal dari Ranau (Sumatra Selatan) dan suaminya asli Jogja. Anak sulung mereka cowok lahir di Jogja dan adiknya cewek , yang tadi siang dilamar, lahir di Nusa Tenggara Barat saat sang suami tugas di sana sebelum pindah ke Lampung. Padahal, sebenarnya setali tiga uang. Adik sepupu saya juga sedikit ragu terhadap “asal usul” keluarga calon besannya itu. Terlintas di benaknya bayangan cerita sumbang atau kaba...

Tantangan HuManIs AMP

Dari balik layar Zoom Meet HuManIs AMP YKPN tadi malam (20:00 —21:15 WIB) , mencuat sebersit cerita sedih bahwa HMI Komisariat AMP YKPN telah lama vakum. Pandemi Covid-19 tentu layak dituding sebagai biang keroknya. Selama Covid-19 (2020—2022), sekolah, kuliah, bekerja bahkan meeting pun hanya bisa dilakukan secara daring. Aplikasi Zoom dan Google Class Room laris manis bak kacang goreng. Entah berapa juta orang mengunduhnya. Zoom Meet   yang difasilitasi Kangmas Suhartono Rosjid, ini menjadi ajang silaturahim Halal Bihalal Idulfitri 1444 H di antara alumnus HMI Komisariat AMP YKPN yang terpencar berjauhan. Dengan sukses dunia akhiratnya masing-masing. Yang menarik, di layar ponsel terlihat wajah alumnus HMI AMP YKPN begitu kentara. Wajah tawadlu dan istikomah, rambut perak pertanda matang disepuh zaman, wajah penuh perjuangan meraih sukses, wajah para pensiunan. Akan tetapi, sebelum pandemi Covid-19 pun dalam usaha rekruitmen kader HMI bukan pekerjaan mudah. Organisasi bes...

Sertifikat Digital

Setelah menunggu 11 hari, akhirnya kuterima juga kiriman sertifikat seminar ”Direktori Literasi Bahasa dan Aksara Daerah di Indonesia untuk Media Digital”  oleh Yayasan Budaya Nusantara Digital (YBND)  di Balé Rumawat, Universitas Padjadjaran, Bandung, Kamis (16/3/2023). Dikirim via WhatsApp oleh panitia seminar. WhatsApp oleh – dari pp, menunjukkan dia seorang wanita. Kalau di Tanah Pasundan tentu dipanggil dengan sebutan Tétéh , kalau di Tanah Jawa dipanggil dengan sebutan Mbak . Di lain daerah memiliki sebutan khas budayanya masing-masing. Pesan WhatsApp masuk pukul 13:36, langsung saya baca dan mengetik balasan. Pukul 13:39 balasan terkirim. Tidak banyak yang saya ketik, hanya mengucapkan terima kasih sudah menaja acara yang kerén. Salam literasi, Haturnuhun . Sertifikat bisa diunduh melalui tautan link yang dikirim. Ikutan acara seminar begitu mudah. Meski diadakan di tempat yang jauh, bukan suatu halangan. Kalaupun tidak bisa hadir secara langsung ( luring )  di...

Laman Wéb Bahasa Daerah

“Kekuatan bahasa di éra digital tidak diukur oléh jumlah penutur, melainkan seberapa besar bahasa tersebut hadir di internét. Bahasa daérah kita sangat lemah dalam hal ini. Misalnya, meskipun penutur bahasa Jawa lebih dari 80 juta dan Sunda lebih dari 30 juta, jumlah laman wéb yang menggunakan bahasa tersebut masih jauh di bawah bahasa Slovenia yang penuturnya ”cuma” 2,5 jutaan. Itulah barangkali yang penting dibahas dalam seminar ini.”  —picuki.com ( https://www.picuki.com/tag/merajutIndonesia )—  Dan seminar bertema “Direktori Literasi Bahasa dan Aksara Daerah di Indonesia untuk Media Digital” telah sukses diselenggarakan di Balé Rumawat Universitas Padjadjaran, Bandung, hari ini Kamis, 16 Maret 2023 mulai pukul 08:00 selesai pukul 16:00 WIB. Seminar dibagi dua sesi, sesi 1 mulai pukul 08:30 selesai pukul 12:00 dan sesi 2 mulai pukul 13:00 selesai pukul 16:00. Masing-masing sesi menampilkan 4 narasumber dipandu seorang moderator. Molly Prabawaty –Asisten Deputi Liter...

Senang Walau Ragu

Tadi pagi saat sedang menyerahkan sampah dari dapur ke petugas sokli, notif WhatsApp berdenting pertanda ada pesan masuk. Ah, paling pesan masuk di WAG warga RT 12 yang anggotanya paling rajin mem- forward video aneh-aneh. Setelah saya buka dan baca, maksud pesan menyampaikan undangan kepada saya sebagai pemenang hadiah sastera Rancagé bahasa Lampung, untuk menghadiri seminar nasional melalui daring. Senang, namun ragu. Ini benar gak. Karena agak ragu, pesan tidak langsung saya balas, saya butuh sedikit waktu untuk mencerna dan memikirkan kebenarannya. Si pengirim tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu. Foto profil kosong. Bagaimana tidak ragu. Ternyata tidak hanya sedikit waktu. Pesan masuk pukul 09:34, baru saya balas pukul 10:36 atau satu jam kemudian. Telah banyak modus penipuan mengirim undangan nikah digital diselipi aplikasi yang bila kita buka akan berbahaya. Apa bahayanya? Undangan yang tidak menampilkan rincian undangan, tetapi mengarahkan kita ke satu aplikasi de...