Langsung ke konten utama

Pencarian 5K di Google

Di peramban Google ada dua rupa pencarian dengan jumlah pengakses mencapai 5 ribu. Yaitu terkait banjir Jabodetabek dan erupsi gunung Lewotobi Laki-laki. Kedua macam peristiwa bencana ini terjadi di hari kemarin dan hingga hari ini masih.

Pagi tadi pukul 05.53 WITA, gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi. Tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 4000 meter di atas puncak (5584 meter di atas permukaan laut - mdpl). Kolom abu teramati berwarna kelabu. Membentuk siluet yang eksotis.

Gunung Lewotobi Laki-laki, kabupaten Flores Timur, NTT, erupsi pada Senin, 7 Juli 2025 kemarin siang. (foto: AFP/Arnold Welianto)

Direkomendasikan, masyarakat dan wisatawan tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius sejauh 6 km dan Sektoral Barat Daya--Timur Laut 7 km dari pusat erupsi. Untuk meminimalisasi dampak debu, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker.

Akibat erupsinya gunung Lewotobi Laki-laki, Senin, 7/7 kemarin, Batik Air resmi membatalkan beberapa penerbangan dari dan menuju Labuhan Bajo, NTT. Aktivitas calon penumpang di bandara tenang dan kondusif, semua arahan BPBD dan pemkab diikuti.

Ilustrasi banjir di Jakarta (detiknews/Edi Wahyono)

Sementara banjir di Jakarta belum sepenuhnya surut, ketinggian air yang menggenangi permukiman warga Jakarta di beberapa wilayah berkisar 50 Cm hingga 2 meter. Warga yang hendak beraktivitas mengeluhkan kesulitan mendapatkan moda transportasi. Repot!!!.

Hingga Rabu (8/7) pagi tadi daerah terdampak banjir meliputi 62 RT. Jakarta Barat (10 RT), Jakarta Utara (2 RT), Jakarta Timur (30 RT), dan di Jakarta Selatan (20 RT). Adapun ketinggian air di Jakbar 30-60 Cm, Jakut 65 Cm, Jaktim 45-120 Cm, dan di Jaksel 60-100 Cm.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Sastra Jalan-jalan

Siang baru saja melanjutkan perjalanan menuju barat, setelah istirahat sejenak di waktu zuhur, yang ditandai Matahari tepat di atas kepalanya. Tak lama sekira pukul 14:12 Kakang Paket datang mengantarkan kiriman buku dari Taman Inspirasi Sastra Indonesia. Komunitas sastra disingkat TISI pimpinan Bang Octavianus Masheka, ini baru saja usai merampungkan proses produksi dan terbitnya buku antologi “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” yang merupakan puisi bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing penulisnya. Buku-buku yang joss tenan Ada 100 orang penulis puisi dwi bahasa yang terhimpun di dalam buku bersampul merah menyala dengan gambar sampul siluet wajah Ibu yang di wajah, leher, dan dadanya dihiasi taburan wajah penulis puisi yang sengaja di- crop tertinggal bagian dada dan kepala saja. Sebelum buku “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” terlebih dahulu tiba di rumah buku “Zamrud” yaitu antologi puisi Dari Negeri Poci seri ke-15 yang saat datang kebetulan saya sedang tidak berada di rumah ...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...