Di Pulau Sumatra tidak merasa ada fenomena bediding seperti Pulau Jawa pesisir selatan yang merasakan hawa dingin terutama waktu malam hari. Di sumatra masih panas terik di siang hari dan sejuk di malam hari. Hal itu disebabkan kelembaban udara di sumatra masih tinggi pengaruh alam hijau.
Kemarau basah, begitulah istilahnya tatkala di saat masuk musim kemarau, tapi masih ada hujan turun secara berkala. Tadi malam di area perumahan Bukit Kemiling Permai sempat turun hujan, tapi tidak lama. Hujan seperti orang yang kesasar dan malu bertanya.
![]() |
| Kembang sirih gading emas (epipremnum aureum) |
Di samping tak lama, hujan tidak pula deras. Hanya sekadar membasahi jalan saja. Keluar rumah hendak ke masjid subuh tadi, jalan basah masih menyisakan aroma debu yang sudah lama tidak mandi. Baunya khas. Tercium begitu sensual dihidu subuh-subuh.
Mumpung sorot matahari masih mengarah selatan karena sedang pada fase pasat utara setelah pada 21 Juni lalu matahari berhenti bergeser atau "berdiam" sesaat di tepi paling utara Bumi setelah mengakhiri pergerakan semu tahunan (momen soltis) matahari.
Saya memangkas cabang/ranting pohon jambu biji dan lidah cabang kembang sirih gading emas yang merambati batang palem yang sudah dipenggal di depan rumah. Pertama, sudah terlampau rindang. Kedua, agar bisa pasang bendera (Agustusan) nanti.

Komentar
Posting Komentar