Namanya Muharto, orang Krui. Saya appreciate dan respeck sekali karena setiap salat jumat ia selalu mengenakan masker. Sejak saya menyandang predikat double vaxxed , terbit keberanian untuk melepas masker bila jumatan. Alasan demi kewaspadaan dan masih lumayan banyak jemaah yang pakai masker, keberanian itu saya tunda dulu lah . Namun, semakin ke sini semakin sedikit saja yang memakai masker. Semakin sedikit orang-orang minoritas di dalam masjid setiap jumat. Betapa tidak enaknya jadi warga minoritas, di dalam menegakkan protokol kesehatan 3M ini saya betul-betul menghayati betapa tersanderanya perasaan orang yang terselip sendiri di tengah keramaian. Dulu di RT kami ada dua keluarga nonmuslim. Yang satu rumahnya tepat di dekat masjid, hanya dipisahkan jalan. Tak tahan terhadap ”kegaduhan” TOA masjid setiap azan berkumandang, lebih-lebih waktu subuh saat sedang enak-enaknya ngorok , akhirnya dia jual rumah dan pilih ngontrak berpindah-pindah. Sekarang entah di mana. Saat mereka...