Terhanyut Akan Nostalgi
![]() |
Wajah baru Mal Malioboro setelah berubah nama menjadi Plaza Malioboro. |
Aku dan istri sedang menikmati malam di Malioboro. Pedestrian yang dahulu penuh pedagang Kaki 5 kini kosong melompong, bisa dimanfaatkan pelancong main sepeda listrik sewaan, wara-wiri senang-senang.
Tulisan 'Mal Malioboro' yang dahulu terpajang di atas bagian depan gedung kini bergantikan tulisan 'Plaza Malioboro' seiring 'dibelah-duanya' bangunan. Bagian depan jadi Plaza dan Belakang jadi Mal Malioboro.
Akses masuk Plaza dari Jl. Malioboro (seperti saat masuk ke Mal Malioboro dahulu) sementara akses masuk Mal Malioboro harus dari belakang (Novotel Hotel) atau melalui pintu khusus di Jl. Mataram.
![]() |
Suasana para 'pengukur jalan' menyusuri Malioboro malam tadi. |
![]() |
Sepeda listrik sewaan siap dimanfaatkan penikmat Malioboro siang maupun malam. |
![]() |
Live music di pedestrian Malioboro setelah pertokoan tutup. |
Ada pemusik yang menyajikan 'live music' buat sopo sing butuh hiburan pejalan yang lelah. Silakan ngaso sejenak menikmati musik. Bisa request lagu ataupun langsung menyanyikannya itu tentu akan lebih baik.
Bebas mau lagu apa yang dinyanyikan, mereka siap mengiringi. Mereka juga siap lho melayani apa pun request lagu yang disukai. Siap saja 'terhanyut akan nostalgi saat luangkan waktu nikmati suasana Jogja.'
![]() |
Hasil jeprat-jepret sesuka-sukanya. |
Terhanyut aku akan nostalgi... Ya, begitulah Jogja tak pernah bosan aku mengunjunginya. Menapak tilas ke kota yang terbuat dari 'rindu, pulang dan angkringan', kata Jokpin dalam sebuah puisinya yang begitu puitik.
Penggalan puisi Jokpin itu jadi ikonik karena dipajang di dinding pagar bagian sisi kiri Teras Malioboro, tidak dimungkuri siapa pun yang pernah bermukim di Jogja. Seperti halnya aku dulu yang dari SMA hingga kuliah.
Karenanya selalu saja aku rindu Jogja, selalu ingin 'pulang ke kotamu' yang ngangeni, bikin penasaran ingin menikmati angkringan yang di masa kami dahulu sebutannya 'wedangan' bukan angkringan.
![]() |
Asal jepret |
Asal jepret. Ya, obyek fotografi apa pun asal angel pengambilan gambar bisa tepat komposisinya akan menghasilkan foto yang sedikit nyeni. Setidaknya begitu. Seperti batu-batu dan bangku kosong itu.
Walaupun belum tentu ada nilai seninya bagi orang lain. Sebuah gambar memang begitu galibnya, bebas nilai. Seni menurut sendiri, tidak menurut orang lain karena persepsi ukuran yang tidak sama tentunya.
![]() |
Ini juga asal jepret |
Bangku kosong ini tiba-tiba mentrigger aku. Dan, hasil jepretan ini ternyata tidak mengecewakan. Dari segi pencahayaan malam dengan mode night pada ponsel membantu menghasilkan foto yang lumayan bagus.
![]() |
Asal jepret yang satu ini juga lumayan oke. |
Malioboro, 27/5/2024 | 21:48
Komentar
Posting Komentar