Langsung ke konten utama

Pajak Naik, Jogetin Aja

ilustrasi, image source: unair.ac.id

May Day kemarin mempertontonkan betapa mirisnya nasib buruh di negeri ini, jadi pekerja dihadapkan pada aturan outsourcing pada UU Cipta Kerja, upah murah sesuai ketentuan UMR per daerah, ancaman perundungan dan PHK secara sepihak. Melalui aksi May Day buruh menuntut peningkatan kesejahteraan.

Peningkatan kesejahteraan itu wajar mereka tuntut mengingat makin beratnya beban yang mereka pikul sehubungan tingginya harga kebutuhan pokok. Alih-alih memikirkan kebutuhan lain seperti yang tergambar dalam piramida Abraham Maslow, yang menuntut motivasi untuk memenuhinya.

-      Kebutuhan Fisiologis; berhubungan dengan kebutuhan tubuh (biologis maupun fisik). Meliputi; oksigen, air, makanan, suhu tubuh yang normal, tidur, homeostasis, kebutuhan seksual, dan lain semacamnya. Harus terlebih dahulu terpenuhi agar manusia dapat bertahan hidup dan melangkah ke tingkat kebutuhan selanjutnya.

-      Kebutuhan akan Rasa Aman; Abraham Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan akan rasa aman ini secara fisik maupun emosional. Lebih banyak untuk usia rentang anak-anak karena anak-anak masih memiliki tingkat kewaspadaan yang masih rendah, sehingga pendampingan oleh orang yang lebih tua sangat diperlukan.

-      Kebutuhan Sosial; yaitu merasakan cinta (dicintai/mencintai), kasih sayang, dan memiliki hak kepemilikan terhadap suatu hal. Mengapa seorang individu mencari cinta. Abraham Maslow menjelaskan latar belakang dari aspek sosial tersebut karena didasari oleh kesepian, kesendirian, depresi, stress, serta kecemasan berlebihan.

-      Kebutuhan Mengaktualisasikan Diri; kebutuhan tingkat tertinggi, kebutuhan ini dapat tercapai apabila seorang individu berhasil memenuhi keempat kebutuhan sebelumnya. Aktualisasi diri dapat diartikan sebagai wujud sesungguhnya untuk mencerminkan harapan serta keinginan seorang individu terhadap dirinya sendiri.

Bagaimana buruh mampu memenuhi hirarki kebutuhan a la Abraham Maslow bila income mereka tidak mampu menjangkaunya karena gap di antara keduanya begitu njomplang. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan naik dari 11 persen menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025. Pajak kendaraan bermesin konvensional (berbahan bakar minyak) juga akan naik.

Tambah lesu darahlah buruh memikirkan kenaikan PPN dan pajak kendaraan BBM disebut juga dengan kendaraan bermesin konvensional atau ICE (internal combustion engine). Itu otomatis akan memengaruhi harga-harga kebutuhan pokok, berbagai komoditas yang dibutuhkan buruh dan keluarga sehari-hari. Ya, sudah. Jogetin aja.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Sastra Jalan-jalan

Siang baru saja melanjutkan perjalanan menuju barat, setelah istirahat sejenak di waktu zuhur, yang ditandai Matahari tepat di atas kepalanya. Tak lama sekira pukul 14:12 Kakang Paket datang mengantarkan kiriman buku dari Taman Inspirasi Sastra Indonesia. Komunitas sastra disingkat TISI pimpinan Bang Octavianus Masheka, ini baru saja usai merampungkan proses produksi dan terbitnya buku antologi “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” yang merupakan puisi bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing penulisnya. Buku-buku yang joss tenan Ada 100 orang penulis puisi dwi bahasa yang terhimpun di dalam buku bersampul merah menyala dengan gambar sampul siluet wajah Ibu yang di wajah, leher, dan dadanya dihiasi taburan wajah penulis puisi yang sengaja di- crop tertinggal bagian dada dan kepala saja. Sebelum buku “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” terlebih dahulu tiba di rumah buku “Zamrud” yaitu antologi puisi Dari Negeri Poci seri ke-15 yang saat datang kebetulan saya sedang tidak berada di rumah ...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...