May Day, They Way
Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day tahun ini, warganet
kembali mengunggah ucapan Selamat Hari Buruh hingga menjadi trending topic di X
(twitter). Aksi buruh yang turun ke jalan diperkirakan 50 ribu orang di kawasan
Patung Kuda, berorasi menyuarakan tuntutan kemudian menuju Gelora Bung Karno
(GBK), berencana bertahan di sana.
Hari Buruh Internasional atau May Day diperingati setiap tahun pada 1
Mei untuk memberikan penghargaan bagi buruh di seluruh dunia atas perjuangan
yang telah dilakukan. Mari kita dukung teruskan memberikan semangat juang bagi para
buruh untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan bersama (social justice and decent work for all).
Presiden KSPI Said Iqbal kepada Tempo.co
(30/4/2024) menyampaikan rilis, bahwa Partai Buruh dan Konfederasi Serikat
Pekerja Indonesia (KSPI) akan berdemonstrasi pada hari ini, Rabu, 1 Mei 2024.
Mereka melakukan aksi unjuk rasa itu dalam rangka peringatan Hari Buruh
Internasional atau May Day yang jatuh pada tanggal 1 Mei setiap tahunnya.
Aksi itu bakal dilakukan di kawasan Istana Negara. Tepatnya area Patung Kuda,
Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pukul 09:00—12:30 WIB. Ia mengklaim akan
ada 50 ribu buruh yang berdemo. Ada dua tuntutan utama yang dibawa. “Pertama,
cabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Lalu, yang kedua, HOSTUM: Hapus Outsourcing Tolak Upah Murah,”
Sementara buruh di Yogyakarta menggelar aksi di kawasan Tugu Putih dan
Titik Nol. “Ada 16 tuntutan kami pada peringatan May Day tahun ini,” kata
Koordinator MPBI DIY Irsad Ade Irawan. 16 tuntutan itu yakni cabut UU Cipta
Kerja, tolak upah murah dan naikkan upah minimimum kabupaten/provinsi (UMK/UMP)
DIY minimal 15 persen.”
“Selain itu, buat upah layak nasional yang menyejahterakan semua buruh,
sediakan transportasi layak pekerja (busway murah dan rute yang melewati
kawasan industri), sediakan program penguatan koperasi buruh. Mendesak distribusikan
Sultan Ground dan Pakualaman Ground untuk perumahan buruh, hapuskan outsourcing dan magang.
Seperti sering jadi sindiran, UMR Provinsi DI Yogyakarta paling
murah se-Indonesia sementara harga tanah melebihi Jakarta. Jadi, sangat wajar
buruh di Yogya menuntut kenaikan upah 15 persen. Tuntutan lainnya, mendesak
pula pengesahan rancangan undang-undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dan
Kesejahteraan Ibu dan Anak.
“Sebagai pusat industri kreatif, menurut Irsyad Ade Irawan, selayaknya
di Yogka dibangun ekosistem ekonomi kreatif dan kebijakan yang menyejahterakan
dan melindungi seniman, pekerja seni, dan pekerja ekonom kreatif lainnya.” Yang
terjadi seperti di luar nalar, seniman Yogya tidak di-openi, hasil karya mereka juga tidak
dibantu pemasarannya.
Menyuarakan tuntutan adalah they way
(jalan mereka) –para buruh– untuk mendapatkan kesejahteraan. Saya tidak tahu persis,
anak ragil yang jadi “diaspora” di Jaksel, tergabung dalam aksi demo atau
tidak. Seperti ia pernah juga ikut meramaikan aksi mahasiswa pada “Gejayan Memanggil 1” bersama
mahasiswa se-Yogyakarta di perempatan Jalan Gejayan.
Kalaupun ada di kerumunan buruh yang berdemo barangkali berkaitan
dengan tugasnya sebagai pekerja di platform
media digital, tentu punya kepentingan untuk mendapatkan bahan berita dan foto
untuk dibuatkan infografis dan video. Tetapi, rasanya sih tidak perlu ikut turun
ke jalan karena job desc-nya bukanlah di bidang peliputan.
Lagi pula, ia bisa tidur lelap karena lepas dari jeratan outsourcing setelah barusan statusnya ditingkatkan
menjadi karyawan tetap, income
dua digit, THR plus gaji 13. Sebuah pencapaian yang sesuai dengan integritas dan loyalitas yang
sudah ia dedikasikan kepada korporat. Terutama kinerja yang telah ia tunjukkan dan jaga dengan baik yang
jadi bahan penilaian.
Komentar
Posting Komentar