Menyambung cerita di postingan kemarin, tepat di 09:55 AM tadi muncul notifikasi dari admin WAG "Dialog Lima Sungai", nomor WA saya diringkus dan dimasukkan dalam grup. Jadi, pagi-pagi begini kaget dan senang bercampur baur.
Kenapa kaget? Karena ini di luar kebiasaan yang sebelum-sebelumnya, yaitu keluar pengumuman hasil kurasi terlebih dahulu, baru peserta lolos di-invite ke dalam grup whatsapp. Boleh juga di luar mainstream seperti umumnya. Agak laen jadinya.
Tambah lagi tungguan. Misal lolos kurasi di sini, akan tiba masanya nanti, sebuah buku antologi puisi yang bertema "Meneguhkan Kembali Sungai Sebagai Suar Sastra Masa Kini Dan Yang Akan Datang" hanyut dan mendarat ke alamat saya. Ibaratkan dibawa sungai!
Betapa lebar 'ruang' dan betapa jauh 'waktu' yang ditempuh buku "Dialog Lima Sungai", terbang dari Palangka Raya menuju Bandar Lampung. Perjalanan lintas pulau antara Banua Borneo dan Bumi Andalas. Melintasi sungai-sungai yang ada di tubuh keduanya.
Ruang dan waktu. Kelindan antara itu manusia hidup dan mengada. Seperti halnya sungai yang mengalir mencari muara, berjalan terus tak kenal berhenti. Terantuk batu dan akar pepohonan. Manusia juga begitu, menyuarakan suar sastra melalui kata-kata.
Andai pun tidak lolos, ya, seperti yang sudah-sudah pada even lainnya pun, saya tidak menggantungkan ekspektasi tinggi-tinggi. Hanya sebatas mengkreasi. Membuat puisi. Menulis puisi lalu mengirimkannya, gimana pun ruwetnya. Via e-mail atau google form.

Komentar
Posting Komentar