Langsung ke konten utama

CERDIK

Baru saya sadari, sudah lama seorang ibu ‘Yakult lady’ tidak datang dan memanggil-manggil Bunda di sebelah rumah yang langganan Yakult dengannya. Biasanya saban pagi dia datang dan dari mulutnya keluar semboyan khas, “Yakult, Bund” diucapkannya berulang-ulang sampai orang di sebelah keluar membeli atau hanya menjawab “enggak” dari dalam sehingga ‘Yakult lady’ pergi.

Tadi pagi dia nongol. Orang sebelah entah beli atau tidak, saya tidak memperhatikan. Istri saya beli satu Yakult pack. Oleh ‘Yakult lady’ dikasih brosur berisi kiat menyimpan Yakult di lemari pendingin, orang yang meneliti dan mengkulturkan bakteri baik dan bermanfaat yang kemudian dinamakan L. casei Shirota strain (LcS), yaitu Dr. Minoru Shirota dari Universitas Imperial Kyoto – Jepang.

Brosur pemberian Yakult lady

Ada uraian tentang mengapa daya tahan tubuh manusia bisa melemah? Apa manfaat minum Yakult yang mengandung bakteri L. casei Shirota strain (LcS) bagi tubuh? Dalam brosur disertakan banyak foto. Di antaranya foto pusat penelitian Yakult (Yakult Central Institute) di Jepang, foto pabrik Yakult di Sukabumi dan Mojokerto. Serta sistem distribusi, memberdayakan ‘Yakult lady’.

Saya kerap jumpa ‘Yakult lady’ akan mentransfer uang di bank. Sehabis keliling mendistribusikan Yakult kepada pelanggan atau pembeli bukan pelanggan, mereka segera menyetorkan hasil penjualan dengan mentransfer ke distributor. Dengan begitu cash flow di antara ‘Yakul lady’ sebagai pengecer, distributor sebagai perantara, dan produsen lebih cepat perputarannya.

Nah, ada yang menarik dari uraian dalam brosur. Berkaitan dengan judul postingan, CERDIK. Cerdik di brosur itu ternyata akronim dari Cek kesehatan secara berkala dapat membantu kita mengetahui kondisi tubuh secara rutin sehingga apabila di saat kondisi sedang menurun dapat segera kita atasi. Ini adalah panduan bagus. Idealnya memang begitu, tapi belum jadi habit orang-orang di ‘negara +62’.

Enyahkan asap rokok sebisa mungkin karena asapnya berbahaya bagi kesehatan kita. Rajin berolahraga dapat menjaga kesehatan tubuh kita tetap optimal. Diét dengan gizi seimbang dapat mempertahankan index massa tubuh tetap normal dan kebutuhan gizi terpenuhi dengan baik. Istirahat yang cukup dan kualitas tidur yang baik, menentukan kondisi tubuh saat bangun pagi.

Kelola stres dengan relaksasi atau melakukan hobi yang menyenangkan dapat membuat kita bahagia dan tubuh menjadi lebih sehat. Nah, itulah uraian lengkap mengenai CERDIK yang ada di brosur Yakult. Yang bagian “K” ini, yaitu melakukan hobi, telah saya jalankan setiap hari. Menulis tentang apa saja dan menjadikannya “ransum” blog ini, bagian dari CERDIK yang paling saya sukai.

Kenapa paling saya sukai? Karena itulah cara meraih derajat kesehatan fisik dan psikis secara murah. Tentang cek kesehatan, di luar saat sedang sakit, tidak pernah saya lakukan. Tentang jauhi asap rokok, itu sangat ketat saya lakukan. Rajin berolahraga, saya penuhi dengan cara jogging pagi, sesekali. Perihal diét gizi seimbang, menyesuaikan dengan kehendak lidah, pemilik kedaulatan selera.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Sastra Jalan-jalan

Siang baru saja melanjutkan perjalanan menuju barat, setelah istirahat sejenak di waktu zuhur, yang ditandai Matahari tepat di atas kepalanya. Tak lama sekira pukul 14:12 Kakang Paket datang mengantarkan kiriman buku dari Taman Inspirasi Sastra Indonesia. Komunitas sastra disingkat TISI pimpinan Bang Octavianus Masheka, ini baru saja usai merampungkan proses produksi dan terbitnya buku antologi “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” yang merupakan puisi bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing penulisnya. Buku-buku yang joss tenan Ada 100 orang penulis puisi dwi bahasa yang terhimpun di dalam buku bersampul merah menyala dengan gambar sampul siluet wajah Ibu yang di wajah, leher, dan dadanya dihiasi taburan wajah penulis puisi yang sengaja di- crop tertinggal bagian dada dan kepala saja. Sebelum buku “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” terlebih dahulu tiba di rumah buku “Zamrud” yaitu antologi puisi Dari Negeri Poci seri ke-15 yang saat datang kebetulan saya sedang tidak berada di rumah ...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...