Revitalisasi Pantai Pancer Door menjadi sentra wisata dan kuliner, memberi dampak sepinya alun-alun Pacitan. Lapak-lapak kuliner seperti jadah bakar, sate tahu, wedang tape, wedang jahe, kopi, es teh atau teh panas, dll. terlihat sepi pengunjung, tadi malam kami makan di kafe Teras Alun-Alun, sesudah itu kongkow di alun-alun. Kesan sepi begitu terasa.
Sebuah keniscayaan, ada pihak yang maju dan ramai akan diikuti pihak lainnya yang stagnan bahkan sepi. Begitulah dinamika kehidupan di sentra kuliner dan pariwisata suatu daerah. Akan datang masa panen raya, lalu perlahan ditinggalkan pengunjung. Sepi.
![]() |
| Lapak-lapak pedagang kuliner alun-alun Pacitan |
Pasang surut seperti laut. Ada masanya pasang dan ada masanya surut. Saat ini sentra kuliner tepi laut di Pancer Door sedang naik daun, nanti akan sampai juga ke titik jenuh pengunjung, satu per satu lapak berguguran. Sepi seperti halnya alun-alun saat ini.
Ya, tidak menyangka alun-alun yang baru saja kami tengok, penjual jadah bakar (kuliner khas alun-alun) termangu melihat pengunjung alun-alun yang hanya duduk-duduk di bangku taman, tanpa mampir dan menikmati dagangan mereka. Mata air rezeki mati.
Entah juga karena bukan musim liburan sehingga tak banyak turis lokal yang berkunjung ke Pacitan. Kami ke sini memang saat liburan semester, libur lebaran atau nataru (natal dan tahun baru) saat banyak orang pada mudik. Kentara sekali perbedaan nuansanya.

Komentar
Posting Komentar