Langsung ke konten utama

Bulan Kedua

Wacana hijrah Rasulullah SAW memang dipersiapkan di bulan Muharram, tapi peristiwa perjalanannya baru dilakukan di bulan Shafar. Kendati begitu, tatkala menetapkan awal permulaan atas tahun hijriah, di antara sahabat Rasulullah SAW sepakat pada bulan Muharram.

Ini bulan kedua pada penanggalan hijriah. Bulan kedua umat muslim menjalankan ibadah shaum ayyaumul bidh. Ada dua versi keyakinan, pengikut Muhammadiyah memulai puasanya di hari ini dan penganut NU memulainya besok. Jalani saja, soal mana yang tepat serahkan saja pada Allah SWT.

ilustrasi | pict: rumah zakat

Allah SWT tidak melihat kapan waktu bagi hamba-Nya melaksanakan. Yang Dia lihat dan nilai adalah niat, ketakwaan, keikhlasan dalam mengerjakan amalan-amalan sekecil zarah sekalipun. Itu bentuk Kasih Sayang Allah SWT kepada hamba-Nya, tanpa pandang bulu. Di Mata Allah, ketakwaan. Itu thok.

Di tahun yang sudah-sudah, saya mencoba untuk menjalankan ibadah shaum ayyaumul bidh dengan tekat sepanjang tahun hijriah. Apadaya ada saja kendala sehingga satu dua bulan tertentu luput ditunaikan. Persoalan yang jadi hal krusial adalah penyakit sariawan yang perih begitu mengganggu.

‘Teman jalan subuh’ saya sepertinya pengin juga bisa istikamah menjalankan puasa Senin Kamis ditambah ayyaumul bidh ini. Tapi, kebiasaannya pukul 6 pagi mesti sarapan akan menjadi hal yang menghalangi tahan laparnya puasa sedari imsyak hingga beduk ditalu dan kumandang azan magrib.

Jendela lapar, begitu saya mengistilahkan untuk waktu yang bisa kita atur seberapa lebar ruang yang kita bagi antara makan pertama dan makan kedua. Makan pertama saya dan istri kadang pukul 10 atau 11. Bahkan saya kadangkala bakda zuhur baru makan nasi. Begitu lebar jendela lapar saya.

Lantas, makan kedua pukul berapa? Biasanyanya bakda Asar (lihat postingan berjudul “Bakda Asar” 27 Juli 2025). Terus, sarapan pagi nggak adakah? Sarapan pagi saya dan istri kopi plus gorengan atau roti-rotian. Nah, kebiasaan yang agak kurang bagus sebenarnya. Bahkan, bisa dikatakan sangat buruk.

Ya, gorengan, menurut pakar kesehatan, camilan yang tidak sehat bagi tubuh karena kandungan tepung dan minyak pemicu kolesterol atau lemak. Bagaimana siasat agar tetap sehat, ya, kami batasi dan diimbangi dengan jogging dan melebarkan jendela lapar. Jogging kan bisa membakar lemak.

Semakin lebar jendela lapar sama artinya semakin lama kita berlapar-lapar. Sama dengan setengah puasa. Puasa adalah cara terbaik menundukkan hawa nafsu. Orang yang rajin puasa Senin Kamis, seperti Bapak BJ Habibie, cenderung lebih sehat dan panjang umur. Tak dirasuki nafsu serakah.

Mari kita puasa ayyaumul bidh tiap pertengahan bulan secara terus menerus sepanjang tahun ini (1447 hijriah). Semoga bisa istikamah dan tak ada halangan merintangi. Semoga lebih sehat karena puasa dipercaya bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Seperti asam lambung, gerd, vertigo, dll.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

JULI

Bulan Juli lingsir ke ujung cakrawala, banyak momen penting yang ditinggalkannya. 23 Juli 2025 Perpustakaan Nasional Press (Perpusnas Press) RI merayakan HUT ke-6 bareng dengan peringatan Hari Anak Nasional. Di negara kita, HAN tanggal itu. Hari Anak diselenggarakan berbeda-beda di berbagai tempat di seluruh dunia. Ada Hari Anak Internasional diperingati setiap tanggal 1 Juni. Ada pula Hari Anak Universal, diperingati setiap tanggal 20 November. Negara lain pun memiliki hari anak sendiri-sendiri. Ilustrasi, kalender meja (picture: IStock) Pemerintah melalui Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, akhirnya  menetapkan 26 Juli sebagai Hari Puisi Indonesia. 13 tahun sastrawan dan seniman berjuang meraih pengakuan atau legalitas itu sejak kali pertama dideklarasikan di Pekanbaru. Adalah Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri yang menginisiasi deklarasi HPI bersama 40 sastrawan, seniman, dan budayawan dari berbagai daerah Indonesia. Deklarasi hari puisi Indonesia ...