Akar budaya ngebis setiap mudik, ya, tumbuh bus berbagai jenama di hati. Setelah tanggal 13/8/'25 lalu ke Jawa pake bus Damri, ketika pulang kembali ke Bandar Lampung balik lagi ke bus Puspa Jaya yang sudah jadi langganan semenjak dulu kala.
Memang ada beda cukup signifikan. Puspa Jaya ada wadah kaki selonjor di depan kursi duduk, sementara Damri tak ada tambahan itu. Memang settingan kursi duduk Damri seperti itu. Yang trayek Gambir, Bogor, Bandung, dan ke Jogja sama, hanya kursi duduk saja.
![]() |
| Loket tiket di pool Jogja |
Rosalia Indah dan Putra Remaja pernah juga dicoba. Untuk 'membanding-bandingke' lebih dan kurang satu dengan yang lainnya. Tentu masing-masing bus punya kelebihan dan kekurangan tersendiri, harga tiket dan servis yang diberikan kepada penumpang.
Harga tiket akan naik secara periodik dari waktu ke waktu, seiring naiknya harga bahan bakar minyak, tarif tol serta biaya perawatan bus. Sudah hukum alam, komponen biaya-biaya tersebut dibebankan ke penumpang melalui harga tiket. Tak bisa dimungkiri.
Balik lagi ke bus Puspa Jaya, ibaratnya 'kembali ke akar' budaya sejak kali pertama menggunakannya setelah bus Muncul tak lagi ngaspal antara Lampung dan Jogja yang dahulu kami setiai. Pasang surut PO sama belaka dengan usaha lainnya pada umumnya.
Sama seperti pool di Bandar Lampung, pool di Jogja juga dilakukan desain tempat pembelian tiket. Foto di atas adalah loket tiket di pool Jogja, dalam ruang kaca, terkesan lebih menarik dibanding dahulu yang hanya meja di luar ruang yang bikin gerah dan bete.

Komentar
Posting Komentar